Reporter : Ayu Norwahliyah | Editor : Bambang Irawan
SAMARINDA — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Inche Abdoel (IA) Moeis di Kota Samarinda akan dikembangkan menjadi fasilitas dan layanan kesehatan bertaraf internasional.
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menargetkan pembangunan gedung baru tersebut rampung pada 2027.
Proyek pengembangan ini akan dilaksanakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang tercatat sebagai proyek KPBU pertama di sektor kesehatan di Indonesia.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun menegaskan skema ini menjadi langkah inovatif untuk mengurangi ketergantungan pembiayaan layanan publik terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Layanan publik tidak harus selalu bergantung pada APBD. Kita harus melakukan inovasi. Salah satu caranya adalah melalui kerja sama dengan pihak swasta menggunakan skema investasi,” jelas Andi Harun.
Setelah melewati proses panjang selama dua setengah tahun, Pemkot Samarinda berhasil menjalin kerja sama strategis dengan Plenary Group, perusahaan investasi asal Australia yang berkolaborasi dengan Aspen Medical Group Indonesia.
Proses birokrasi KPBU ini dipercepat melalui koordinasi intensif dengan pemerintah pusat, serta dukungan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), lembaga pembiayaan di bawah Kementerian Keuangan, dan Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII).
“Ini grup bonafide yang telah memenangkan proses lelang prakualifikasi secara tunggal,” imbuh Andi Harun.
Kontrak kerja sama ditargetkan dapat ditandatangani paling lambat pada 30 Oktober 2025.
Setelah itu, proyek akan memasuki tahap fasilitasi pembiayaan dan konstruksi, dengan pembangunan fisik diproyeksikan dimulai dalam satu hingga satu setengah tahun mendatang.
Pengembangan rumah sakit ini akan memanfaatkan lahan seluas 10 hektare di bagian belakang RSUD IA Moeis yang saat ini masih tersedia.
Kapasitas layanan rumah sakit akan ditingkatkan dari semula 180 tempat tidur menjadi 333 tempat tidur.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, Ismid Kusasih memastikan bahwa selama proses pembangunan berlangsung, pelayanan kepada pasien tetap berjalan normal.
“Selama proses pembangunan, pelayanan kepada pasien tetap berjalan seperti biasa karena area yang dibangun berada di bagian belakang rumah sakit,” pungkas Ismid.