Reporter : Herdiansyah | Editor : Buniyamin
Reporter : Herdiansyah | Editor : Buniyamin
SAMARINDA - Anggota DPRD Provinsi Kaltim, Shemmy Permata Sari menyayangkan sikap Pemerintah Desa (Pemdes) Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang dinilai tidak serius merespons keluhan warga terkait kondisi jembatan rusak di Dusun Karya Tani.
Kritik ini muncul setelah beredar sebuah rekaman amatir berdurasi 1 menit 34 detik yang menunjukkan sikap tidak pantas salah satu pegawai Pemdes saat mendengarkan keluhan seorang nenek.
Dalam video tersebut, oknum yang mengenakan topi dan kacamata hitam terlihat hanya tersenyum santai sambil memegang rokok ketika sang nenek menyampaikan kekhawatiran soal kondisi jembatan.
Jembatan kayu yang menjadi satu-satunya akses utama warga Dusun Karya Tani untuk mengangkut hasil pertanian kini hampir roboh dan tidak bisa digunakan lagi.
Jembatan tersebut membentang di atas Sungai Rapak selebar 60 meter yang diketahui dihuni tiga ekor buaya, sehingga membahayakan warga yang terpaksa menyeberang tanpa jembatan.
Shemmy menekankan pentingnya Pemdes untuk bersikap lebih serius dan sopan ketika menerima aspirasi masyarakat, terlebih kepada warga lanjut usia.
"Ketika berhadapan dengan warga, paling tidak Pemdes harus merespons dengan baik dan sopan. Apalagi jika yang menyampaikan keluhan adalah orang tua, maka itu bentuk perhatian kita," jelas Shemmy kepada Pusaranmedia.com, Senin (28/4/2025).
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang di kemudian hari dan meminta agar oknum terkait memperbaiki sikapnya dalam menyikapi keluhan masyarakat. "Sangat disayangkan sekali sikap seperti itu. Seharusnya mereka bisa serius mendengarkan keluhan warga, bukan malah sebaliknya," pungkasnya. (Adv)
DPRD Prov. Kalimantan Timur
Reporter : Herdiansyah | Editor : Buniyamin
SAMARINDA - Anggota DPRD Provinsi Kaltim, Shemmy Permata Sari menyayangkan sikap Pemerintah Desa (Pemdes) Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang dinilai tidak serius merespons keluhan warga terkait kondisi jembatan rusak di Dusun Karya Tani.
Kritik ini muncul setelah beredar sebuah rekaman amatir berdurasi 1 menit 34 detik yang menunjukkan sikap tidak pantas salah satu pegawai Pemdes saat mendengarkan keluhan seorang nenek.
Dalam video tersebut, oknum yang mengenakan topi dan kacamata hitam terlihat hanya tersenyum santai sambil memegang rokok ketika sang nenek menyampaikan kekhawatiran soal kondisi jembatan.
Jembatan kayu yang menjadi satu-satunya akses utama warga Dusun Karya Tani untuk mengangkut hasil pertanian kini hampir roboh dan tidak bisa digunakan lagi.
Jembatan tersebut membentang di atas Sungai Rapak selebar 60 meter yang diketahui dihuni tiga ekor buaya, sehingga membahayakan warga yang terpaksa menyeberang tanpa jembatan.
Shemmy menekankan pentingnya Pemdes untuk bersikap lebih serius dan sopan ketika menerima aspirasi masyarakat, terlebih kepada warga lanjut usia.
"Ketika berhadapan dengan warga, paling tidak Pemdes harus merespons dengan baik dan sopan. Apalagi jika yang menyampaikan keluhan adalah orang tua, maka itu bentuk perhatian kita," jelas Shemmy kepada Pusaranmedia.com, Senin (28/4/2025).
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang di kemudian hari dan meminta agar oknum terkait memperbaiki sikapnya dalam menyikapi keluhan masyarakat. "Sangat disayangkan sekali sikap seperti itu. Seharusnya mereka bisa serius mendengarkan keluhan warga, bukan malah sebaliknya," pungkasnya. (Adv)
Reporter : Herdiansyah | Editor : Buniyamin
SAMARINDA - Anggota DPRD Provinsi Kaltim, Shemmy Permata Sari menyayangkan sikap Pemerintah Desa (Pemdes) Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang dinilai tidak serius merespons keluhan warga terkait kondisi jembatan rusak di Dusun Karya Tani.
Kritik ini muncul setelah beredar sebuah rekaman amatir berdurasi 1 menit 34 detik yang menunjukkan sikap tidak pantas salah satu pegawai Pemdes saat mendengarkan keluhan seorang nenek.
Dalam video tersebut, oknum yang mengenakan topi dan kacamata hitam terlihat hanya tersenyum santai sambil memegang rokok ketika sang nenek menyampaikan kekhawatiran soal kondisi jembatan.
Jembatan kayu yang menjadi satu-satunya akses utama warga Dusun Karya Tani untuk mengangkut hasil pertanian kini hampir roboh dan tidak bisa digunakan lagi.
Jembatan tersebut membentang di atas Sungai Rapak selebar 60 meter yang diketahui dihuni tiga ekor buaya, sehingga membahayakan warga yang terpaksa menyeberang tanpa jembatan.
Shemmy menekankan pentingnya Pemdes untuk bersikap lebih serius dan sopan ketika menerima aspirasi masyarakat, terlebih kepada warga lanjut usia.
"Ketika berhadapan dengan warga, paling tidak Pemdes harus merespons dengan baik dan sopan. Apalagi jika yang menyampaikan keluhan adalah orang tua, maka itu bentuk perhatian kita," jelas Shemmy kepada Pusaranmedia.com, Senin (28/4/2025).
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang di kemudian hari dan meminta agar oknum terkait memperbaiki sikapnya dalam menyikapi keluhan masyarakat. "Sangat disayangkan sekali sikap seperti itu. Seharusnya mereka bisa serius mendengarkan keluhan warga, bukan malah sebaliknya," pungkasnya. (Adv)