Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Bulog Berau Cuma Andalkan Satu Gudang Beras, Jadi Ancaman Serius Ketahanan Pangan

Gudang penyimpanan pangan milik Perum Bulog Cabang Berau. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Bulog Berau Cuma Andalkan Satu Gudang Beras, Jadi Ancaman Serius Ketahanan Pangan

    PusaranMedia.com

    Gudang penyimpanan pangan milik Perum Bulog Cabang Berau. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Bulog Berau Cuma Andalkan Satu Gudang Beras, Jadi Ancaman Serius Ketahanan Pangan

    Gudang penyimpanan pangan milik Perum Bulog Cabang Berau. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Di tengah lonjakan jumlah penduduk dan konsumsi beras yang terus meningkat, Kabupaten Berau justru menghadapi ancaman serius dalam hal ketahanan pangan. 

    Saat ini Berau hanya mengandalkan satu gudang penyimpanan milik Perum Bulog Cabang Berau dengan kapasitas yang sangat terbatas hanya 1.700 ton.

    Padahal, berdasarkan hitungan ideal untuk memenuhi prinsip minimum stock requirement, Berau seharusnya memiliki cadangan pangan minimal 6.000 hingga 7.000 ton. 

    “Dengan konsumsi beras mencapai 2.000 ton per bulan dan jumlah penduduk sekitar 300 ribu jiwa, kita butuh stok aman untuk tiga hingga empat bulan ke depan,” ungkap Kepala Bulog Cabang Berau, Lucky Ali Akbar Rabu (30/4/2025).

    Masalahnya tak hanya soal kapasitas. Gudang satu-satunya itu juga digunakan untuk menyimpan berbagai kebutuhan pokok lain seperti tepung, telur, dan daging. Akibatnya, ruang penyimpanan untuk beras menjadi semakin sempit. 

    “Luas gudang terbagi untuk banyak komoditas, sehingga penampungan beras tidak bisa maksimal,” jelas Lucky.

    Pihak Bulog sendiri telah berupaya mendorong solusi jangka panjang dengan mengajukan rencana pembangunan gudang baru. Sayangnya, hingga saat ini belum ada keputusan konkret dari Pemerintah Kabupaten Berau, bahkan untuk lokasi pun masih sebatas penjajakan. 

    “Sudah ada pembicaraan, namun semuanya masih menunggu persetujuan lebih lanjut dari Pemkab,” tambahnya.

    Kini Bulog Berau masih menggantungkan harapan pada sistem distribusi darurat dari Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Bila stok lokal menipis, maka pasokan tambahan harus segera didatangkan demi menjaga kestabilan pangan di Bumi Batiwakkal.

    Ketahanan pangan jelas tak bisa menunggu. Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan tak mungkin Berau akan menghadapi kelangkaan di tengah lonjakan kebutuhan.