Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
logo
Banner ADV

DPRD Berau Dorong Produk Unggulan Tiap Kampung Tembus Pasar Lebih Luas

Ketua Komisi I DPRD Berau, Elita Herlina. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

TANJUNG REDEB – Setiap kampung di Kabupaten Berau kini ditantang untuk menghadirkan produk unggulan khas masing-masing wilayahnya. 

Dorongan ini tidak hanya sekadar memperkuat identitas lokal, namun juga menjadi strategi nyata untuk mendongkrak sektor pariwisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Ketua Komisi I DPRD Berau, Elita Herlina, menegaskan bahwa potensi setiap kampung berbeda dan harus dioptimalkan. Mulai dari potensi perikanan, pertanian, hingga kerajinan tangan seperti batik, tenun, dan rotan. 

“Kita punya contoh Kampung Long Beliu yang kini dikenal sebagai kampung rotan. Ini bisa jadi inspirasi bagi kampung lain untuk mengembangkan keunggulan serupa,” ungkapnya, Rabu (30/4/2025).

Menurut Elita, penting bagi pemerintah daerah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) untuk memberikan dukungan, terutama dalam hal pemasaran. Ia menyoroti bahwa produk-produk kampung tidak akan dikenal luas tanpa strategi promosi yang tepat. 

“Targetnya, produk kampung ini bisa jadi oleh-oleh khas Berau yang diburu wisatawan,” katanya.

Kepala DPMK Berau, Tentram Rahayu, menjelaskan bahwa pihaknya sudah menjalin kerja sama lintas instansi, seperti Dinas Kesehatan, Diskoperindag, dan Dinas Pariwisata. Tujuannya, untuk membantu pelaku usaha kampung memenuhi persyaratan legalitas seperti izin PIRT, sertifikasi halal, hingga BPOM. Bahkan, upaya digitalisasi juga terus didorong agar produk kampung bisa masuk ke pasar online dan e-katalog pemerintah.

“Kita ingin produk lokal bisa bersaing dan mudah diakses, bukan hanya di Berau, tapi juga di luar daerah. Dengan begitu, pariwisata dan UMKM bisa tumbuh bersama,” jelas Tentram.

Salah satu contoh nyata datang dari Kampung Tepian Buah. Kepala kampung, Surya Emi Susanti, mengatakan warga telah menghasilkan berbagai kerajinan dari rotan, tali, hingga jamu tradisional berbahan bawang Dayak. Namun, ia mengakui bahwa pemasaran masih menjadi tantangan utama.

“Kerajinan ini tidak dikerjakan setiap hari karena warga punya pekerjaan utama. Tapi ketika diproduksi, kualitasnya tidak kalah. Sayangnya, masih sulit menembus pasar yang lebih luas,” ungkap Emi.

Ia berharap ada dukungan konkret dari pemerintah, tidak hanya pelatihan, tapi juga fasilitasi promosi dan jaringan pemasaran. “Produk kami memang terlihat sederhana, tapi proses pembuatannya tidak mudah. Ini perlu dihargai,” tandasnya.

Dengan sinergi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat, diharapkan produk unggulan kampung di Berau bisa menjadi daya tarik baru yang memperkuat citra daerah dan membawa manfaat ekonomi yang merata. (Adv)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    DPRD Kabupaten Berau

    DPRD Berau Dorong Produk Unggulan Tiap Kampung Tembus Pasar Lebih Luas

    PusaranMedia.com

    Ketua Komisi I DPRD Berau, Elita Herlina. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Setiap kampung di Kabupaten Berau kini ditantang untuk menghadirkan produk unggulan khas masing-masing wilayahnya. 

    Dorongan ini tidak hanya sekadar memperkuat identitas lokal, namun juga menjadi strategi nyata untuk mendongkrak sektor pariwisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

    Ketua Komisi I DPRD Berau, Elita Herlina, menegaskan bahwa potensi setiap kampung berbeda dan harus dioptimalkan. Mulai dari potensi perikanan, pertanian, hingga kerajinan tangan seperti batik, tenun, dan rotan. 

    “Kita punya contoh Kampung Long Beliu yang kini dikenal sebagai kampung rotan. Ini bisa jadi inspirasi bagi kampung lain untuk mengembangkan keunggulan serupa,” ungkapnya, Rabu (30/4/2025).

    Menurut Elita, penting bagi pemerintah daerah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) untuk memberikan dukungan, terutama dalam hal pemasaran. Ia menyoroti bahwa produk-produk kampung tidak akan dikenal luas tanpa strategi promosi yang tepat. 

    “Targetnya, produk kampung ini bisa jadi oleh-oleh khas Berau yang diburu wisatawan,” katanya.

    Kepala DPMK Berau, Tentram Rahayu, menjelaskan bahwa pihaknya sudah menjalin kerja sama lintas instansi, seperti Dinas Kesehatan, Diskoperindag, dan Dinas Pariwisata. Tujuannya, untuk membantu pelaku usaha kampung memenuhi persyaratan legalitas seperti izin PIRT, sertifikasi halal, hingga BPOM. Bahkan, upaya digitalisasi juga terus didorong agar produk kampung bisa masuk ke pasar online dan e-katalog pemerintah.

    “Kita ingin produk lokal bisa bersaing dan mudah diakses, bukan hanya di Berau, tapi juga di luar daerah. Dengan begitu, pariwisata dan UMKM bisa tumbuh bersama,” jelas Tentram.

    Salah satu contoh nyata datang dari Kampung Tepian Buah. Kepala kampung, Surya Emi Susanti, mengatakan warga telah menghasilkan berbagai kerajinan dari rotan, tali, hingga jamu tradisional berbahan bawang Dayak. Namun, ia mengakui bahwa pemasaran masih menjadi tantangan utama.

    “Kerajinan ini tidak dikerjakan setiap hari karena warga punya pekerjaan utama. Tapi ketika diproduksi, kualitasnya tidak kalah. Sayangnya, masih sulit menembus pasar yang lebih luas,” ungkap Emi.

    Ia berharap ada dukungan konkret dari pemerintah, tidak hanya pelatihan, tapi juga fasilitasi promosi dan jaringan pemasaran. “Produk kami memang terlihat sederhana, tapi proses pembuatannya tidak mudah. Ini perlu dihargai,” tandasnya.

    Dengan sinergi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat, diharapkan produk unggulan kampung di Berau bisa menjadi daya tarik baru yang memperkuat citra daerah dan membawa manfaat ekonomi yang merata. (Adv)

    Banner ADV

    DPRD Berau Dorong Produk Unggulan Tiap Kampung Tembus Pasar Lebih Luas

    Ketua Komisi I DPRD Berau, Elita Herlina. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Setiap kampung di Kabupaten Berau kini ditantang untuk menghadirkan produk unggulan khas masing-masing wilayahnya. 

    Dorongan ini tidak hanya sekadar memperkuat identitas lokal, namun juga menjadi strategi nyata untuk mendongkrak sektor pariwisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

    Ketua Komisi I DPRD Berau, Elita Herlina, menegaskan bahwa potensi setiap kampung berbeda dan harus dioptimalkan. Mulai dari potensi perikanan, pertanian, hingga kerajinan tangan seperti batik, tenun, dan rotan. 

    “Kita punya contoh Kampung Long Beliu yang kini dikenal sebagai kampung rotan. Ini bisa jadi inspirasi bagi kampung lain untuk mengembangkan keunggulan serupa,” ungkapnya, Rabu (30/4/2025).

    Menurut Elita, penting bagi pemerintah daerah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) untuk memberikan dukungan, terutama dalam hal pemasaran. Ia menyoroti bahwa produk-produk kampung tidak akan dikenal luas tanpa strategi promosi yang tepat. 

    “Targetnya, produk kampung ini bisa jadi oleh-oleh khas Berau yang diburu wisatawan,” katanya.

    Kepala DPMK Berau, Tentram Rahayu, menjelaskan bahwa pihaknya sudah menjalin kerja sama lintas instansi, seperti Dinas Kesehatan, Diskoperindag, dan Dinas Pariwisata. Tujuannya, untuk membantu pelaku usaha kampung memenuhi persyaratan legalitas seperti izin PIRT, sertifikasi halal, hingga BPOM. Bahkan, upaya digitalisasi juga terus didorong agar produk kampung bisa masuk ke pasar online dan e-katalog pemerintah.

    “Kita ingin produk lokal bisa bersaing dan mudah diakses, bukan hanya di Berau, tapi juga di luar daerah. Dengan begitu, pariwisata dan UMKM bisa tumbuh bersama,” jelas Tentram.

    Salah satu contoh nyata datang dari Kampung Tepian Buah. Kepala kampung, Surya Emi Susanti, mengatakan warga telah menghasilkan berbagai kerajinan dari rotan, tali, hingga jamu tradisional berbahan bawang Dayak. Namun, ia mengakui bahwa pemasaran masih menjadi tantangan utama.

    “Kerajinan ini tidak dikerjakan setiap hari karena warga punya pekerjaan utama. Tapi ketika diproduksi, kualitasnya tidak kalah. Sayangnya, masih sulit menembus pasar yang lebih luas,” ungkap Emi.

    Ia berharap ada dukungan konkret dari pemerintah, tidak hanya pelatihan, tapi juga fasilitasi promosi dan jaringan pemasaran. “Produk kami memang terlihat sederhana, tapi proses pembuatannya tidak mudah. Ini perlu dihargai,” tandasnya.

    Dengan sinergi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat, diharapkan produk unggulan kampung di Berau bisa menjadi daya tarik baru yang memperkuat citra daerah dan membawa manfaat ekonomi yang merata. (Adv)