Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan
TANJUNG REDEB – Ketua Komisi II DPRD Berau, Rudi Parasian Mangunsong menekankan pentingnya peran Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbanb) sebagai lokomotif utama dalam mendorong pembangunan daerah.
Hal ini disampaikan dalam rapat pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati yang turut mengundang Bapelitbang Kabupaten Berau.
“Bapelitbang ini bagi kami adalah lokomotif pembangunan. Ibarat kereta, mereka adalah gerbong paling depan yang menarik gerbong-gerbong lainnya, yaitu OPD-OPD lain,” ujar Rudi, Rabu (30/4/2025).
Ia menilai selama ini masih banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang serapan anggarannya rendah, sehingga menyebabkan munculnya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) yang signifikan tiap tahunnya.
Menurutnya, Bapelitbang memiliki peran penting dalam melakukan penetrasi anggaran yang lebih strategis.
“Kami tekankan ke depan, Bapelitbang harus mampu mendorong kebijakan anggaran yang memberikan reward kepada OPD dengan serapan maksimal, dan sebaliknya, memberikan punishment kepada OPD dengan serapan rendah yang hanya beralasan klasik,” tegasnya.
Rudi juga menyoroti alasan umum yang sering digunakan OPD terkait rendahnya serapan, seperti keterlambatan proses atau kendala aturan, yang menurutnya tidak relevan karena DPRD selalu menyelesaikan pembahasan anggaran tepat waktu.
“Anggaran itu untuk masyarakat. Kalau tidak terserap, yang dirugikan adalah masyarakat. OPD harus menyesuaikan diri,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Bapelitbang bukan sekadar perumus strategi, tetapi juga harus menjadi “jantung” yang memahami permasalahan di lapangan dan merancang arah kebijakan berdasarkan kebutuhan riil masyarakat.
“Jangan sampai masih ada nelayan yang kesulitan alat tangkap atau petani yang bingung mencari pupuk karena distribusinya tidak jelas. Ini semua harus dikaji secara serius oleh Bapelitbang,” tambahnya.
Rudi juga mengajak seluruh pihak untuk mulai bergerak keluar dari ketergantungan pada sektor tambang, mengingat lebih dari 60 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berau masih disumbang sektor tersebut.
“Kita harus belajar bergerak. Jangan hanya mengandalkan sektor gali. Sudah saatnya sektor pertanian, perikanan, dan lainnya mendapat perhatian lebih,” ujarnya.
Menutup keterangannya, Rudi mengajak seluruh OPD untuk tidak menjadikan Silpa sebagai hal yang lumrah dan membenarkan rendahnya serapan anggaran dengan berbagai alasan. Ia menekankan pentingnya disiplin anggaran dan tanggung jawab terhadap masyarakat.
“Saya tidak bisa sebut sektor mana yang terbaik serapannya, karena datanya belum bisa kami rilis. Tapi intinya, semua harus bergerak normatif dan bertanggung jawab,” pungkasnya. (Adv)