Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Pertunjukan Melampaui Peran Sukses Pukau Ratusan Penonton

Momen pertunjukkan "Melampaui Peran” di Amphitheater Ladaya (Foto: Ahmad qoshashih)

BERITA TERKAIT

    Lifestyle

    Pertunjukan Melampaui Peran Sukses Pukau Ratusan Penonton

    PusaranMedia.com

    Momen pertunjukkan "Melampaui Peran” di Amphitheater Ladaya (Foto: Ahmad qoshashih)

    Pertunjukan Melampaui Peran Sukses Pukau Ratusan Penonton

    Momen pertunjukkan "Melampaui Peran” di Amphitheater Ladaya (Foto: Ahmad qoshashih)

    Reporter: Aswin | Editor: Buniyamin

    TENGGARONG — Pertunjukan “Melampaui Peran”, produksi Lanjong Foundation , berhasil menyentuh sekitar 200 penonton yang datang dari berbagai penjuru di Kalimantan Timur. Kegiatan ini berlangsung di Amphitheater Ladaya, Selasa, (29/4/2025) malam.

    Dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, kegiatan ini telah berlangsung selama 10 hari.

    Pementasan yang dipandu oleh Budi Dharma atau yang dikenal sebagai Ab Asmarandana dengan Edi Sutardi sebagai dramaturg.

    "Pertunjukan ini bukan sekadar unjuk kemampuan, melainkan perjalanan batin lima belas aktor dari berbagai daerah di Nusantara, mulai dari Kutai Kartanegara hingga Padang, dari Pontianak hingga Banten. Kami berkumpul bukan untuk menjadi hebat, melainkan untuk saling meruntuhkan sekat-sekat keaktoran yang membelenggu," tutur Direktur Lanjong Foundation, Ahmad qoshashih, Rabu (30/4/2025).

    Ia mengatakan Direktur Lanjong Art Festival, Mimi Nuryanti dan Direktur Ladaya, Abuy menjadi penggerak di balik proses kreatif yang menjadikan seni sebagai ruang pertemuan.

    Dengan sinergi dari Wahyu Rusdi dan Bang Toing yang menangani tata cahaya, suara dan efek asap membuat suasana malam di panggung Amphie Teater Ladaya menjadi hidup. 

    Menurutnya, pertunjukan Melampaui Peran merupakan tafsir zaman saat ini. "Dari adegan geleng kepala hingga koreografi kehidupan, guru mengajar, pedagang menjajakan dagangan, seniman melukis semuanya berpadu dalam harmoni tubuh yang menyuarakan realitas," ujarnya.

    "Pertunjukan ini bukan sekadar hiburan, melainkan pernyataan. Saya mengajak penonton mempertanyakan hidup, sistem, dan harapan. Sebuah tafsir yang ditawarkan lewat tubuh, bukan lewat wacana. Sebuah panggung yang tidak hanya menampilkan, tetapi juga menantang: seberapa siap kita menyambut seni bukan sebagai dekorasi, melainkan sebagai napas bersama," tutupnya.