Reporter: Tri Agustini | Editor: Bambang Irawan
Samarinda - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan penertiban parkir liar masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang perlu diselesaikan dalam membangun ketertiban sosial di kota ini.
Saat pembukaan Samarinda Festival, Rabu (30/4/2025) malam, Andi Harun menyinggung persoalan ini. Dia mendapat laporan dari beberapa warga yang menjadi korban Juru Parkir (jukir) liar di kawasan GOR Segiri.
“Kita masih punya PR soal tertib sosial, termasuk di bidang parkir. Tapi saya yakin, peradaban manusia akan terus bergerak ke arah yang lebih tertib, sehat, dan disiplin. Pada waktunya, sistem parkir kita akan semakin baik,” ujar Andi Harun, Rabu (30/4/2025) malam.
Ia mengkritik praktik pungutan liar oleh sejumlah jukir yang kerap memaksa dan bahkan mengintimidasi warga di lapangan.
“Model parkir seperti ini harus kita lawan dan hadapi bersama. Masyarakat berhak merasa nyaman dalam kehidupan sehari-harinya,” tegasnya.
Sebagai upaya menyelesaikan persoalan ini, ia menyebut pemerintah kota (pemkot) tengah menggagas sistem parkir berlangganan. Ia menaruh harapan besar pada sistem tersebut sebagai bentuk inovasi peradaban yang akan membawa perubahan positif di bidang perparkiran.
Menurutnya, keberhasilan inovasi seperti parkir berlangganan sangat bergantung pada dukungan masyarakat. Karena itu ia juga meminta kepada masyarakat agar bisa lebih berani untuk melawan jukir liar.
Dia membeberkan, program parkir berlangganan sendiri saat ini masih dalam tahap penyusunan desain dan sistem digitalnya, yang tengah digodok bersama perbankan. Saat sistem ini siap, jajaran Pemkot Samarinda akan menjadi pengguna pertama.
Setelah itu, akan dimasifkan ke masyarakat melalui pendekatan struktural pemerintah dan lembaga kemasyarakatan seperti RT di masing-masing wilayah.
Ia berharap, suatu saat Samarinda bisa terbebas dari jukir liar. "Mudahan bisa jadi role model bagi Indonesia, dan benar-benar suatu saat Samarinda bisa bebas jukir liar," pungkasnya.