Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Wisatawan Asal China yang Hilang saat Diving di Pulau Kakaban Ditemukan Meninggal Dunia di Kedalaman 70 Meter

Jenazah WNA asal China tiba di Dermaga Tanjung Redeb, selanjutnya dibawa ke RSUD Abdul Rivai. (Foto: Nur Hidayah/ Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Video

    Wisatawan Asal China yang Hilang saat Diving di Pulau Kakaban Ditemukan Meninggal Dunia di Kedalaman 70 Meter

    PusaranMedia.com

    Jenazah WNA asal China tiba di Dermaga Tanjung Redeb, selanjutnya dibawa ke RSUD Abdul Rivai. (Foto: Nur Hidayah/ Pusaranmedia.com)

    Wisatawan Asal China yang Hilang saat Diving di Pulau Kakaban Ditemukan Meninggal Dunia di Kedalaman 70 Meter

    Jenazah WNA asal China tiba di Dermaga Tanjung Redeb, selanjutnya dibawa ke RSUD Abdul Rivai. (Foto: Nur Hidayah/ Pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Seorang wisatawan asing asal China yang sempat dilaporkan hilang saat melakukan aktivitas penyelaman (diving) di perairan Pulau Kakaban, Kecamatan Maratua, akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. 

    Jenazah korban berhasil dievakuasi Sabtu (3/5/2025) sekitar pukul 15.02 WITA dan tiba di Dermaga Tanjung Redeb sekitar pukul 20:01 WITA.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, mengungkapkan laporan awal diterima pada Jumat (2/5/2025) sekitar pukul 15.00 WITA dari Polres Berau. 

    Menindaklanjuti laporan tersebut, tim BPBD langsung bergerak menuju lokasi kejadian dengan menempuh jarak sekitar 65,63 mil laut ke arah perairan Pulau Kakaban.

    “Korban ditemukan setelah kurang lebih 31 jam berada di dalam air kedalaman 70 meter, tepatnya di sekitar Kampung Payung-Payung. Saat ditemukan, pakaian dan atribut korban masih lengkap,” ucap Nofian.

    Dari hasil pengamatan awal, saat korban dievakuasi ke daratan, terlihat korban mengeluarkan busa dan darah dari mulutnya. Namun, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    “Terkait penyebab kematian dan proses pemulangan jenazah, sepenuhnya kami serahkan kepada pihak keluarga serta instansi berwenang,” jelasnya.

    Kepala Subseksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Berau, Yunus, menjelaskan proses penanganan jenazah wisatawan asing mengikuti prosedur ketat, termasuk pengemasan jenazah sesuai standar penerbangan internasional.

    “Biasanya bagian kargo yang menangani, mereka sudah punya SOP tersendiri untuk pembungkusan dan pengemasan jenazah. Peti yang digunakan pun harus memenuhi syarat sebelum diizinkan masuk ke pesawat. Biaya dan teknisnya juga sudah menjadi bagian dari prosedur,” ujarnya.

    Dari data keimigrasian, korban tercatat menginap di Green Nirvana sejak 19 April hingga 5 Mei dan telah terdaftar dalam sistem pelaporan orang asing. 

    Yunus menambahkan korban datang ke Berau menggunakan visa wisata, dan kehadirannya sesuai dengan masa tinggal yang tercatat.

    “Tim diving yang berangkat saat itu berjumlah 17 orang. Kami hanya memiliki data detail mengenai korban, sementara untuk jumlah keseluruhan wisatawan asing yang menginap di Green Nirvana bisa dilihat berdasarkan laporan dari pihak penginapan,” tambahnya.

    Yunus juga menegaskan pihak Imigrasi Berau terus mendorong seluruh penginapan untuk aktif melaporkan keberadaan wisatawan asing melalui aplikasi pelaporan orang asing yang telah disosialisasikan.

    “Kami harap ke depan pengawasan terhadap wisatawan asing yang berkunjung ke destinasi wisata di Berau dapat lebih ketat. Setiap hotel sudah kami minta untuk rutin melaporkan data tamu asing yang menginap,” tutupnya.