Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Ketua DPRD Desak Bentuk Tim Pengawas di Sekolah untuk Hindari Kekerasan Siswa

Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    DPRD Kabupaten Berau

    Ketua DPRD Desak Bentuk Tim Pengawas di Sekolah untuk Hindari Kekerasan Siswa

    PusaranMedia.com

    Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Ketua DPRD Desak Bentuk Tim Pengawas di Sekolah untuk Hindari Kekerasan Siswa

    Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Kasus kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru terhadap murid beberapa waktu lalu di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) mendapat respon dari Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto. 

    Menurut Dedy guru di sekolah tidak boleh melakukan tindak kekerasan kepada murid. Ia mengusulkan agar dibentuk tim pengawas khusus di setiap sekolah yang bertugas memantau langsung interaksi guru dengan siswa. 

    Ia menegaskan, perilaku kekerasan dalam bentuk apa pun tidak bisa ditoleransi, terlebih jika dilakukan oleh seorang guru yang sejatinya adalah pendidik dan pengayom.

    “Guru bukan penegak hukum, tapi pendidik. Tidak seharusnya menyelesaikan masalah dengan kekerasan.,” tegas Dedy, Minggu (4/5/2025).

    Pengawasan rutin menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan lingkungan sekolah tetap aman dan nyaman bagi anak-anak. Ia juga menyarankan agar setiap sekolah memiliki sistem pengawasan internal yang efektif agar potensi kekerasan dapat dicegah sejak dini.

    Sebagai mantan pendidik, Dedy mengaku memahami dinamika di ruang kelas. Ia mengakui karakter setiap anak-anak berbeda, ada yang sangat aktif bahkan kerap membangkang. Namun, kesabaran dan pendekatan yang tepat adalah kunci dalam menyelesaikan persoalan.

    “Saya pernah mengajar, jadi saya tahu seperti apa situasinya. Tapi apapun tantangannya, kekerasan bukan solusi. Kita harus cari cara yang lebih manusiawi dan mendidik,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Dedy mendesak Dinas Pendidikan Berau untuk tidak tinggal diam. Ia meminta agar kasus ini dijadikan peringatan serius agar kejadian serupa tidak terulang.

    “Kalau terbukti ada oknum guru yang memang tak sanggup mengendalikan emosinya, harus ada evaluasi serius. Jangan sampai orang yang tidak bisa mengelola amarah terus dibiarkan mengajar. Ini tanggung jawab moral kita bersama,” pungkasnya.

    Dedy berharap Dinas Pendidikan bisa segera merespons dengan langkah konkret, termasuk pendampingan psikologis bagi guru dan pelatihan metode pengajaran yang lebih modern dan ramah anak. (Adv)