Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Yahya Lolos dari Maut Usai Duel Melawan Buaya Muara "Gede Buaya Itu. Matanya Aja Segede Telur Angsa"

Kondisi terkini Yahya (kanan) setelah berhasil lepas dari cengkeraman buaya bersama kakaknya, Ahmad saat ditemui dirumahnya. (Foto: Luthfi/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Yahya Lolos dari Maut Usai Duel Melawan Buaya Muara "Gede Buaya Itu. Matanya Aja Segede Telur Angsa"

    PusaranMedia.com

    Kondisi terkini Yahya (kanan) setelah berhasil lepas dari cengkeraman buaya bersama kakaknya, Ahmad saat ditemui dirumahnya. (Foto: Luthfi/Pusaranmedia.com)

    Yahya Lolos dari Maut Usai Duel Melawan Buaya Muara "Gede Buaya Itu. Matanya Aja Segede Telur Angsa"

    Kondisi terkini Yahya (kanan) setelah berhasil lepas dari cengkeraman buaya bersama kakaknya, Ahmad saat ditemui dirumahnya. (Foto: Luthfi/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Muhammad Luthfi | Editor: Bambang Irawan 

    TANA PASER - Yahya (35) warga  RT 4, Desa Pulau Rantau, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, berhasil selamat dari terkaman buaya, Minggu (4/5/2025) malam.

    Berawal setelah makan malam bersama keluarga sekitar pukul 19.30 WITA, Yahya bergegas menuju tepi sungai untuk buang air besar karena di rumahnya tidak memiliki toilet.

    Kemudian, saat cebok, tiba-tiba seekor buaya muara menerkam dan menarik Yahya ke dalam air. Setelah lepas, buaya itu kembali menerkam bahu bagian kirinya.

    Setelah gigitan di bahu kirinya lepas, buaya kembali menerkam tangan kirinya. Yahya sempat menahan pergerakan buaya dengan kakinya karena saat itu, ketinggian air masih sebatas perutnya.

    Cengkraman kuat binatang reptil itu membuat Yahya tak berdaya dan mengikuti irama sang buaya. Hingga akhirnya, dari tangan hingga bahu kirinya masuk ke dalam rahang buaya.

    “Tanganku sampai sini (menunjukkan bahu kirinya) sudah masuk mulutnya buaya. Saat itu aku ditariknya ke air yang lebih dalam sampai setinggi dadanya, dan buaya itu berhenti,” terang Yahya, saat ditemui di rumahnya, Selasa (6/5/2025).

    Beberapa saat kemudian, Yahya merasakan gigitan buaya itu mengendur. Saat itulah Yahya memaksa menarik tangannya keluar dari rahang buaya itu dan berhasil.

    Tak sampai di situ, buaya itu kembali menerkam tangan bagian kanannya. Saat itu juga, buaya melakukan aksi memutar badan mangsanya. Yahya tak memberikan perlawanan, hanya mengikuti arah putaran yang dinginkan buaya.

    “Aku juga ikut berputar. Enggak melawan. Sekali putaran saja dan cengkraman lepas. Setelah itu, buayanya kutendang dan berenang pakai tangan kiri ke pinggir sungai. Tangan kananku saat itu enggak bisa mengayuh,” tuturnya.

    Berenang sampai kurang lebih tiga meter dari pinggir sungai, tangan kiri Yahya langsung digapai sang kakak yang bernama Ahmad (40) dan langsung dibawa naik ke daratan.

    Setelah itu, Achmad bersama keluarga dan juga warga sekitar bergegas menuju Puskesmas Pembantu (Pusban) Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tanah Grogot, menggunakan perahu.

    Sampai di sana, disambut petugas medis dan langsung ditangani. Di bagian pantat dan bahu kiri Yahya terdapat jahitan akibat sobek karena terkaman buaya.

    “Yang di pantat besar robeknya. Terus juga di bahu kiriku dalam lukanya. Sisanya hanya goresan dan luka-luka biasa. Besok InsyaAllah aku ke Pusban lagi untuk lepas perban dan meminta obat lagi,” ucap Yahya.

    Kesaksian Ahmad
    Ahmad bercerita, saat adiknya Yahya selesai makan malam di dapur, adiknya buang air besar di pinggir sungai. Karena di rumahnya dan lingkungan tidak memiliki toilet.

    “Tak lama saya mendengar suara “pok” dari sungai. Aku langsung ke sana dan melihat adikku sudah diterkam buaya,” ujar Ahmad.

    Tak banyak yang bisa dilakukan Ahmad saat itu. Hanya bisa melihat adiknya bergelut dengan buaya, sambil berteriak-teriak minta tolong.

    “Kalau aku turun bantu Yahya, bisa aku juga jadi mangsanya. Terpaksa aku cuma bisa melihat dan berteriak,” akunya.

    Saat itu, Ahmad sempat melihat mata buaya muara itu yang sebesar telur angsa. “Gedenya buaya itu. Matanya aja segede telur angsa, apalagi badannya,” imbuhnya.

    Setelah itu dia melihat adiknya diputar oleh buaya itu. Kemudian, Yahya lepas dari cengkeraman dan berenang ke pinggir sungai. Ahmad pun memberanikan diri turun kedalam air, untuk menjemput adiknya.

    Akhirnya, Yahya berhasil selamat dan langsung dibawa ke Pusban Rantau Panjang untuk mendapatkan pengobatan. Dia menyebut alasan kenapa tidak dibawa ke Pusban Pulau Rantau karena akses jalan yang susah, ditambah lagi jarak tempuhnya yang cukup jauh.

    Saat ini, Yahya tengah rehat di rumahnya yang merupakan peninggalan dari orangtua mereka. Yahya yang masih berstatus lajang itu, berprofesi sebagai nelayan dan juga sebagai petani. Terpaksa meliburkan diri akibat peristiwa nahas yang dialaminya.

    Atas kejadian ini juga, Ahmad meminta kepada pemerintah agar dapat membuat kebijakan terhadap hewan yang dilindungi tersebut. Lebih baik buaya itu ditangkap, ditaruh dan dirawat di penangkaran. Ketimbang dibiarkan bebas di alam yang sangat membahayakan masyarakat sekitarnya.

    “Buaya kan dilindungi. Kenapa sih biaya itu enggak ditangkap dan taruh di penangkaran. Kalau lepas begini kan sangat membahayakan masyarakat,”