Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Empat Kecamatan di Berau Terendam Air, Pegat Bukur Alami Banjir Terparah

Kondisi Kampung Pegat Bukur, Kecamatan Sambaliung (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Empat Kecamatan di Berau Terendam Air, Pegat Bukur Alami Banjir Terparah

    PusaranMedia.com

    Kondisi Kampung Pegat Bukur, Kecamatan Sambaliung (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

    Empat Kecamatan di Berau Terendam Air, Pegat Bukur Alami Banjir Terparah

    Kondisi Kampung Pegat Bukur, Kecamatan Sambaliung (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

    Reporter : Nur Hidayah | Editor : Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu sungai sejak awal pekan ini menyebabkan banjir besar melanda empat kecamatan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. 

    Banjir akibat luapan air kiriman ini mengakibatkan naiknya permukaan air secara signifikan dan merendam sejumlah kampung di wilayah Kelay, Segah, Sambaliung, dan Teluk Bayur.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Novian Hidayat, menjelaskan hingga saat ini, posko induk penanganan banjir baru bisa didirikan di dua kecamatan, yakni Sambaliung dan Teluk Bayur. Fokus penanganan saat ini dipusatkan di Kampung Labanan Makarti.

    “Kami siagakan tiga unit mobil dan perahu karet selama 24 jam untuk patroli dan evakuasi. Warga yang kesulitan atau butuh evakuasi bisa langsung menghubungi tim kami atau datang ke posko,” ujar Novian, Rabu (7/5/2025).

    Di Kecamatan Sambaliung, kampung yang terdampak antara lain Tumbit Dayak, Long Lanuk, Inaran, Bena Baru, dan Pegat Bukur. Sementara di Kecamatan Teluk Bayur, banjir merendam wilayah Kampung Tumbit Melayu dan Labanan Makarti.

    BPBD Berau telah menerjunkan tiga tim dengan masing-masing dilengkapi satu mobil dan satu perahu karet. Selain fokus pada evakuasi warga, tim juga bertugas menyalurkan bantuan logistik ke lokasi-lokasi terdampak.

    Banjir kali ini diperkirakan lebih besar dari sebelumnya, meskipun air dilaporkan surut lebih cepat. Namun, kondisi hilir sungai yang masih pasang serta tingginya curah hujan membuat potensi banjir susulan tetap tinggi.

    “Kami mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan, untuk tetap waspada. BPBD akan terus memantau perkembangan dan siap membantu kapan pun dibutuhkan,” tegas Novian.

    Kepala Kampung Pegat Bukur, Suharyadi Kusuma, menyampaikan harapan agar bantuan terus mengalir. Ia mengakui sudah ada sejumlah bantuan masuk, namun masih belum mencukupi kebutuhan warga terdampak yang jumlahnya cukup banyak.

    “Kami terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, agar bantuan dapat segera disalurkan. Harapan kami, masyarakat yang terdampak bisa mendapatkan bantuan dengan lebih cepat dan merata,” ujar Suharyadi.

    Ia mengaku sangat prihatin dengan kondisi warganya. Keluhan terus berdatangan, mulai dari pemadaman listrik, krisis air bersih, hingga kekurangan pakaian layak dan makanan. 

    Suharyadi menegaskan saat ini, bantuan paling mendesak yang dibutuhkan adalah makanan siap saji, mengingat listrik padam dan warga tidak dapat memasak, sementara akses terhadap air bersih juga sangat terbatas.

    Menurutnya, banjir kali ini merupakan yang terparah yang pernah dialami Kampung Pegat Bukur. Jika biasanya air mulai surut di hari ketiga atau keempat, kali ini justru terus naik hingga mencapai ketinggian dua meter.

    “Hari ini sudah memasuki hari kelima. Biasanya, di hari keempat banjir sudah surut total, tapi kali ini justru semakin tinggi bahkan telah mencapai dua meter,” pungkasnya.

    Suharyadi menyampaikan bahwa saat ini sebagian besar rumah warga telah terendam hingga mencapai atap. Warga yang terdampak pun terpaksa mengungsi ke mess perusahaan yang berada di atas bukit untuk mencari tempat yang lebih aman.

    Bencana besar ini kembali menjadi pengingat pentingnya kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Hanya dengan kerja sama yang solid, dampak dari bencana alam yang kerap melanda wilayah rawan di Berau.