Reporter : Nur Hidayah | Editor : Buniyamin
TANJUNG REDEB – Sebanyak 153 calon jemaah haji (Calhaj) asal Kabupaten Berau dipastikan siap diberangkatkan ke Tanah Suci, Makkah, Arab Saudi.
Keberangkatan ini semula direncanakan diikuti oleh 154 orang, tapi salah satu jemaah asal Kampung Tumbit meninggal dunia pada Senin (5/5/2025) lalu, empat hari sebelum keberangkatan.
Menurut regulasi, porsi keberangkatan bisa dialihkan kepada keluarga seperti anak, saudara kandung, orang tua, atau pasangan. Tapi karena waktunya sangat mepet, pelimpahan tidak bisa dilakukan tahun ini.
Kepala Kemenag Berau, Kabul Budiono memastikan pada musim haji mendatang, pihak keluarga almarhum tetap mendapatkan prioritas keberangkatan sebagai pengganti.
Dari total 153 jemaah, dua di antaranya merupakan petugas haji pusat dan daerah.
Menariknya, tahun ini Berau memberangkatkan jemaah termuda dan tertua. Jemaah termuda adalah Putri Nadia berusia 18 tahun yang berangkat melalui porsi penggabungan mahram.
Sementara jemaah tertua adalah Hamidah berusia 89 tahun, seorang jemaah perempuan yang masih antusias menunaikan rukun Islam kelima.
Rombongan jemaah haji Berau dijadwalkan berangkat ke embarkasi Balikpapan pada Jumat (9/5/2025) siang besok dengan menggunakan maskapai Sriwijaya Air.
Kemudian dilanjutkan penerbangan ke Madinah pada 11 Mei 2025. “Jemaah terbagi dalam dua kloter. Kloter pertama terdiri dari 150 jemaah dan dua petugas yang bergabung dengan jemaah dari Kutai Timur dan Samarinda. Sedangkan tiga jemaah lainnya masuk dalam Kloter 15 dan akan berangkat pada 27 Mei 2025,” tambahnya.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas dalam pesannya mengingatkan para jemaah untuk menjaga sikap dan niat selama berada di tanah Suci.
Ia menegaskan bahwa Makkah adalah tempat yang suci, di mana setiap perbuatan akan langsung mendapatkan balasan dari Allah.
“Kita di sana ibadah, jadi jaga sikap, perkuat zikir dan jaga lisan kita saat di tanah suci,” ucapnya.
Ia juga mengimbau para jemaah untuk menjaga kekompakan, menaati arahan petugas, serta membawa nama baik Kabupaten Berau dan Indonesia secara keseluruhan.
“Setiap muslim mendambakan momen ini, maka maksimalkan dengan ibadah yang khusyuk. Tidak perlu berlebihan dalam urusan oleh-oleh, terpenting adalah pulang dengan predikat haji mabrur dan mabruroh,” tutupnya.
Keberangkatan ini menjadi momen penuh haru dan kebanggaan bagi warga Berau, menandai langkah awal menuju ibadah suci yang penuh makna.
“Saya doakan para jemaah pergi sehat pulang pun juga sehat,” tutupnya.