Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Penertiban Pasar Subuh Diwarnai Ketegangan, Pedagang Mau Ditata Tanpa Penggusuran

Kericuhan yang sempat terjadi saat penertiban di Pasar Subuh, Jalan Yos Sudarso, Samarinda, Jumat (9/5/2025) pagi. (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Penertiban Pasar Subuh Diwarnai Ketegangan, Pedagang Mau Ditata Tanpa Penggusuran

    PusaranMedia.com

    Kericuhan yang sempat terjadi saat penertiban di Pasar Subuh, Jalan Yos Sudarso, Samarinda, Jumat (9/5/2025) pagi. (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

    Penertiban Pasar Subuh Diwarnai Ketegangan, Pedagang Mau Ditata Tanpa Penggusuran

    Kericuhan yang sempat terjadi saat penertiban di Pasar Subuh, Jalan Yos Sudarso, Samarinda, Jumat (9/5/2025) pagi. (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Tri Agustini | Editor: Buniyamin 

    SAMARINDA — Suasana pagi di Gang 3 Jalan Yos Sudarso, Jumat (9/5/2025) mendadak memanas. 

    Aparat gabungan dari Satpol PP, TNI, Polri dan sejumlah instansi terkait mendatangi lokasi Pasar Subuh untuk melakukan penertiban. 

    Namun bukannya berjalan mulus, operasi justru disambut penolakan dari para pedagang.

    Sejumlah pedagang yang selama ini menggelar dagangan sejak dini hari terlihat menghadang petugas. 

    Kericuhan pun sempat terjadi ketika aparat mulai membongkar lapak-lapak yang berdiri di sepanjang gang tersebut.

    Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Subuh, Abdussalam mengaku kecewa dengan cara penertiban yang dilakukan dan mmenyebut tidak pernah ada sosialisasi yang benar-benar melibatkan para pedagang secara menyeluruh.

    “Undangan hanya diberikan ke Paguyuban, kalau untuk bertemu sosialisasi sementara ini belum,” ujar Abdussalam. 

    Ia menyampaikan pedagang sebenarnya tidak menolak untuk ditata, sebagaimana maksud dan tujuan yang kerap digaungkan pemerintah kota menggusur Pasar Subuh untuk menata kota. 

    Hanya saja, kata dia, mereka berharap tidak dipindahkan dari lokasi yang telah puluhan tahun menjadi tempat mereka menggantungkan hidup.

    “Kami ini orang kecil, tentu khawatir. Apalagi pembeli di sini banyak dari etnis Tionghoa. Kalau melihat ada keributan, mereka takut. Harapan kami asal tidak dipindah, kami siap ditata,” ucapnya.

    Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Nurrahmani menjelaskan langkah penertiban telah melalui proses panjang. 

    Perempuan dengan sapaan Yama itu menyebutkan area Pasar Subuh bukanlah zona resmi perdagangan, dan sebagian lahan merupakan milik pribadi yang sejak 2014 telah mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk ditertibkan.

    “Sudah sejak 2023 kami berkomunikasi dengan para pedagang. Bahkan pembangunan lokasi relokasi di Pasar Beluluq Lingau, Jalan PM Noor juga sudah kami siapkan. Banyak pedagang yang sudah ambil undian kios di sana,” jelas Yama.

    Ia juga menambahkan sekitar 50 persen pedagang telah menerima undian kios untuk pindah ke lokasi baru, tapi sisanya masih menolak.

    Meski sempat terjadi kericuhan, penertiban tetap berjalan sebagaimana mestinya. Kondisi pasar di dalam gang tersebut saat ini dalam proses pembersihan. 

    "Perubahan memang tidak mudah. Tapi hari ini adalah eksekusi terakhir, karena kami merasa langkah-langkah persuasif sudah dilakukan. Tujuannya agar para pedagang punya tempat yang lebih layak dan sesuai aturan,” pungkasnya.