Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan
TANJUNG REDEB – Banjir yang melanda sejumlah kampung di Berau seperti Pegat Bukur, Inaran, dan Benabaru masih belum menunjukkan tanda-tanda surut.
Hingga Jumat (9/5/2025) siang, genangan air masih merendam rumah-rumah warga, fasilitas umum, bahkan akses jalan utama menuju kampung.
Di Kampung Pegat Bukur, sebanyak 600 rumah dari total 1.300 kepala keluarga (KK) terdampak. Tak hanya rumah, banjir juga merendam satu unit masjid, gereja, PAUD dan TK, SD, SMP, serta memutus akses jalan poros menuju kampung. Sekitar 1.800 jiwa kini hidup dalam keterbatasan dan situasi yang memprihatinkan.
“Kami sangat membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah. Sudah sepekan kami hidup dalam genangan air,” ujar Kepala Kampung Pegat Bukur, Suharyadi Kusuma.
Yang lebih mengkhawatirkan, banjir turut mengundang bahaya lain. Warga mulai resah dengan kemunculan buaya di sekitar kampung.
“Kami bukan hanya bertahan dari banjir, tapi juga harus waspada terhadap ancaman hewan buas. Untuk menjaga keselamatan warga, pihak kampung juga rutin memantau kondisi sekitar menggunakan drone,” tambahnya.
Meskipun sejumlah bantuan mulai berdatangan, kebutuhan dasar warga masih belum sepenuhnya terpenuhi. Dapur warga yang terendam membuat mereka tak bisa memasak. Banyak dari mereka terpaksa membangun dapur darurat berbentuk panggung dan memasak dengan kayu bakar.
“Kami kesulitan air bersih dan gas. Akhirnya warga bangun dapur panggung, masak pakai kayu bakar,” kata Ramsyah, salah satu warga.
Kondisi kesehatan warga pun mulai menurun. Suharyadi menyebut, keluhan diare, sakit kepala, dan gatal-gatal mulai menyerang warga. Pos kesehatan kampung (Pustu) yang ikut terendam membuat penanganan semakin sulit.
“Obat-obatan memang ada, tapi yang lebih dibutuhkan saat ini adalah tenaga medis yang siaga. Kami sangat membutuhkan pertolongan cepat jika terjadi kondisi darurat,” ujarnya.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Sambaliung terkait masalah kesehatan. Saat ini, beberapa perusahaan telah memberikan bantuan berupa obat-obatan dan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi warga. Namun, kami tetap berharap dinas terkait bisa bergerak lebih cepat, karena kehadiran tenaga medis sangat dibutuhkan di lapangan.” Tambahnya.
Warga kini berharap ada langkah cepat dan konkret dari pemerintah daerah. Mereka tak hanya butuh bantuan logistik, tapi juga penanganan kesehatan, air bersih, dan perbaikan akses jalan yang rusak akibat banjir.