Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan
TANJUNG REDEB – Anggota DPRD Berau, Agus Uriansyah, soroti pengelolaan sektor pariwisata di Bumi Batiwakkal.
Ia menilai, meski Berau memiliki lebih dari 200 titik destinasi wisata, hanya 14 yang tercatat secara resmi oleh Dinas Pariwisata, dan ironisnya, hanya empat destinasi yang menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Ini alarm serius. Setelah sektor pertambangan, seharusnya pariwisata jadi tulang punggung PAD. Tapi faktanya, banyak potensi dibiarkan terbengkalai,” ucap Agus, Senin (12/5/2025).
Anggota Komisi II DPRD ini juga menyoroti lemahnya koordinasi antar instansi dalam hal pungutan retribusi wisata.
Dia menekankan perlunya sistem satu pintu agar pungutan bisa berjalan tertib dan transparan.
“Bayangkan, di objek wisata seperti air panas, seharusnya sudah ada rambu dan mekanisme pungutan resmi. Bisa saja hanya Rp5.000, tapi jelas, sah dan masuk ke kas daerah,” tambahnya.
Disamping itu, minimnya pelatihan SDM di sektor pariwisata, keterbatasan internet di lokasi wisata, hingga buruknya infrastruktur jalan menuju destinasi unggulan juga menjadi sorotan anggota komisi ll tersebut,
Ia menilai hal ini sangat kontraproduktif dengan semangat promosi wisata yang gencar dilakukan.
“Wisatawan datang ingin menikmati dan membagikan keindahan Berau, tapi jaringan internet tidak ada. Jalan pun rusak. Bagaimana mereka mau kembali?” ungkapnya.
Lebih lanjut, banyaknya resort wisata yang kini dikuasai oleh pihak luar daerah. Hal ini dinilainya sebagai salah satu penyebab minimnya kontribusi nyata pariwisata terhadap PAD Berau.
“Kita juga kecolongan dari sisi pengawasan. Banyak wisatawan dari Tarakan langsung ke Derawan atau Maratua tanpa masuk lewat pintu resmi Berau. Ini kerugian yang terus berulang,” ungkapnya.
Sebagai langkah konkret, Agus akan mendorong pembentukan balai pelatihan pariwisata. Fokusnya adalah peningkatan kualitas SDM, termasuk pelatihan bahasa asing bagi pemandu wisata lokal.
“Kita harus perkuat dari dalam dulu. Jangan sibuk promosi ke luar dulu sementara di dalam masih banyak masalah,” pungkasnya. (Adv)