Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Runtuhnya Lereng Terowongan Samarinda, Begini Kronologi!!!

Terowongan sisi Jalan Sultan Alimuddin yang sebagian lerengnya runtuh dampak intensitas hujan yang tinggi di Samarinda, Senin (12/5/2025). (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Info Grafis

    Runtuhnya Lereng Terowongan Samarinda, Begini Kronologi!!!

    PusaranMedia.com

    Terowongan sisi Jalan Sultan Alimuddin yang sebagian lerengnya runtuh dampak intensitas hujan yang tinggi di Samarinda, Senin (12/5/2025). (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

    Runtuhnya Lereng Terowongan Samarinda, Begini Kronologi!!!

    Terowongan sisi Jalan Sultan Alimuddin yang sebagian lerengnya runtuh dampak intensitas hujan yang tinggi di Samarinda, Senin (12/5/2025). (Foto: Tri/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Tri Agustini | Editor: Buniyamin

    SAMARINDA – Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda sejak Senin (12/5/2025) subuh hingga siang menyebabkan sejumlah bencana alam di beberapa titik.

    Salah satunya adalah runtuhnya lereng sisi kanan inlet Terowongan Samarinda yang terletak di Jalan Sultan Alimuddin, Sambutan. 

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda, Desy Damayanti pun membenarkan peristiwa tersebut. 

    Ia menjelaskan runtuhan terjadi sekitar pukul 09.17 WITA dengan estimasi luas area terdampak sekitar 210 meter persegi dan volume longsoran mencapai 150 meter kubik.

    “Terjadi pergerakan lereng di sisi kanan portal terowongan. Namun, kami pastikan bahwa struktur utama terowongan, baik di dalam maupun di sisi outlet di Jalan Kakap, tetap aman dan tidak terdampak,” kata Desy. 

    Sejak Februari 2025, pihaknya telah melakukan investigasi geologi secara mendetail terhadap area sekitar proyek untuk mengetahui sebaran talus deposit atau material longsoran lampau. 

    Kemudian telah dilakukan pemetaan geotechnical area proyek dengan luasan dan detail pemetaan yang berbeda.

    Dijelaskan bahwa pada pemetaan pertama dilakukan pada tanggal 16 hingga 18 Februari, dengan hasil ditemukannya  talus deposit di luar ROW yang dapat bergerak kembali dan kemiringan batuan yang menjadi kontrol arah runtuhan batuan.

    Lalu, pemetaan kedua dilakukan pada tanggal 18 April hingga 3 Mei, mencakup area yang lebih luas disertai dengan dilakukan test pit untuk mengkonfirmasi luasan dan kedalaman talus deposit. Hasil yang didapatkan antara lain adalah sebaran talus deposit dan luas tangkapan air hujan.

    Akibat peristiwa longsornya sisi lereng terowongan itu, ia menegaskan bahwa penanganan segera telah dilakukan di lapangan. Kini, lereng ditutup sementara dengan terpal sambil menunggu kondisi stabil. Proses pembersihan material runtuhan juga sedang berlangsung.

    Selanjutnya, Dinas PUPR akan menerapkan penguatan lereng dengan metode safety shotcrete pemasangan wiremesh, dan rockbolt guna memastikan lereng tetap aman ke depannya.

    Desy menambahkan, monitoring lereng sebelumnya, hingga 11 Mei tidak menunjukkan adanya pergerakan signifikan, tapi cuaca ekstrem yang terjadi pada 12 Mei menjadi pemicu utama terjadinya longsor.

    "Intensitas hujan lebat dengan frekuensi tinggi dan keberadaan talus deposit pada lereng sisi atas jadi penyebab terjadinya runtuhan," pungkasnya.