Reporter: Tri Agustini | Editor: Bambang Irawan
SAMARINDA – Pencarian korban longsor di Jalan Belimau RT 22, Kelurahan Lempake telah usai seiring telah ditemukannya seluruh korban jiwa, namun ancaman bencana longsor belum benar-benar berlalu.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Samarinda, Suwarso, menyampaikan peringatan keras terkait potensi longsor susulan di kawasan tersebut.
“Karena di samping curam tanahnya juga mudah bergerak dan lapisan bawah sudah banyak air,” ujar Suwarso saat dikonfirmasi media ini, Selasa (13/5/2025).
Ia menjelaskan saat pencarian korban hari kedua, tim di lapangan menyaksikan air terus mengalir dari celah-celah tanah. Kondisi ini kata dia menunjukkan struktur tanah tidak stabil dan sangat rentan tergelincir, terutama jika diguyur hujan.
“Tidak ada pohon besar yang mengikat tanah di lereng. Jadi, saat air masuk, tanah gampang amblas,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, ia menyebut ada sekitar 16 titik longsor yang terjadi di Samarinda sejak Senin kemarin. Mayoritas titik memiliki karakteristik tanah yang serupa.
Suwarso mengungkapkan jenis tanah di Kalimantan, termasuk di Samarinda, cenderung berpasir dengan lapisan bawah berupa lempung dan topsoil. Lapisan ini tidak menyerap air, hanya menahannya. Sehingga ketika daya tahan lapisan tersebut tak mampu menahan tekanan air, longsor pun terjadi.
“Tanah atasnya seperti duduk di permukaan yang licin. Begitu air banyak, tanah itu bisa tergelincir begitu saja,” tambahnya.
Sebagai langkah pencegahan, Wali Kota Samarinda, Andi Harun juga telah menginstruksikan pemasangan plang peringatan di wilayah rawan. Bahkan larangan membangun di lereng bukit kembali ditegaskan.
“Kalau sudah ada larangan tapi tetap membangun, itu artinya melanggar aturan,” tegas Suwarso.
Dengan kondisi tanah yang sangat rentan dan minim tumbuhan penahan, ia meminta warga yang tinggal di sekitar lereng untuk waspada dan tidak kembali ke rumah sementara waktu.
Pemkot Samarinda juga telah menyiapkan bantuan hunian sementara bagi warga terdampak, termasuk subsidi sewa selama enam bulan bagi lima kepala keluarga di sekitar lokasi longsor.