Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Pemkab Kutim Jalin MoU dengan Sampoerna University, Mahyunadi Minta Mahasiswa Kutim Kuasai Matematika dan Bahasa Inggris

Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Pemkab Kutim Jalin MoU dengan Sampoerna University, Mahyunadi Minta Mahasiswa Kutim Kuasai Matematika dan Bahasa Inggris

    PusaranMedia.com

    Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

    Pemkab Kutim Jalin MoU dengan Sampoerna University, Mahyunadi Minta Mahasiswa Kutim Kuasai Matematika dan Bahasa Inggris

    Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Siswandi | Editor: Buniyamin 

    SANGATTA - Wakil Bupati Kutim, Mahyunadi mengaku Pemkab Kutim menjalin kerja sama strategis atau MoU dengan Sampoerna University (SU) Jakarta dalam rangka memperluas akses pendidikan tinggi bertaraf internasional bagi pemuda Kutim.

    Melalui skema beasiswa silang yang ditawarkan SU, Pemkab Kutim mendapat penawaran menarik untuk setiap lima mahasiswa yang dikirim, universitas akan menambahkan lima penerima beasiswa tambahan secara gratis. "Jika kita mengirimkan lima mahasiswa, maka mereka akan menambahkan lima lagi secara cuma-cuma. Jadi ada sepuluh anak Kutim yang bisa kuliah di kampus berstandar internasional," ujar Mahyunadi.

    Ia menegaskan, langkah ini merupakan bagian dari komitmen Pemkab Kutim dalam mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menurutnya, membangun daya saing daerah tidak bisa dilakukan dengan cara biasa.

    "Kalau kita ingin generasi kita punya daya saing tinggi, maka kita tidak bisa bekerja dengan cara biasa-biasa saja. Harus luar biasa," tegas Mahyunadi.

    Sampoerna University sendiri menawarkan program double degree, di mana lulusannya akan menerima dua ijazah sekaligus, satu dari Universitas Sampoerna dan satu lagi dari University of Arizona, Amerika Serikat. Ini dinilai sebagai nilai tambah besar bagi generasi muda Kutim.

    Selain kualitas akademik, Mahyunadi menyoroti jaringan kerja internasional yang dimiliki SU. Ia menyebut peluang kerja lulusan akan terbuka lebar di kancah nasional bahkan global.

    "Kenapa bukan universitas negeri? Karena kami ingin yang 'plus-plus'. Memang biayanya mahal, tapi manfaatnya jauh lebih besar," ujarnya.

    Namun, ia mengingatkan bahwa proses seleksi masuk ke SU sangat ketat. Mahasiswa dituntut memiliki kemampuan matematika mumpuni dan penguasaan bahasa Inggris minimal 90 persen.

    "Jadi tidak sembarang orang bisa masuk ke sana. Harus diseleksi dengan ketat," pungkas Mahyunadi.