Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Jalan Poros Balikpapan-Samarinda di Km 28 Batuah Nyaris Putus, Warga Duga Akibat Aktivitas Tambang

Kondisi terkini KM 28 Desa Batuah Kecamatan Loa Janan (Foto: Aswin/pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Jalan Poros Balikpapan-Samarinda di Km 28 Batuah Nyaris Putus, Warga Duga Akibat Aktivitas Tambang

    PusaranMedia.com

    Kondisi terkini KM 28 Desa Batuah Kecamatan Loa Janan (Foto: Aswin/pusaranmedia.com)

    Jalan Poros Balikpapan-Samarinda di Km 28 Batuah Nyaris Putus, Warga Duga Akibat Aktivitas Tambang

    Kondisi terkini KM 28 Desa Batuah Kecamatan Loa Janan (Foto: Aswin/pusaranmedia.com)

    Reporter: Aswin | Editor: Buniyamin

    TENGGARONG – Jalan poros Balikpapan-Samarinda, tepatnya di di Kilometer (Km) 28, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar) nyaris putus akibat longsor.

    Di lokasi kejadian, sejumlah warga tampak bergotong royong mengatur lalu lintas secara mandiri dengan sistem buka tutup demi mengurai antrean kendaraan yang mengular di kedua arah.

    Sesekali aparat kepolisian juga turut hadir membantu, meski pengendalian arus sebagian besar dilakukan warga secara swadaya.

    Beberapa warga juga terlihat memilah kayu dan barang-barang rumah tangga yang masih bisa diselamatkan dari reruntuhan.

    Suasana duka dan kecemasan terasa menyelimuti, terlebih dengan munculnya retakan baru di sekitar lokasi, menandakan potensi longsor susulan yang masih mengintai.

    Salah seorang warga terdampak yang rumahnya rusak parah, Wati menceritakan tanda-tanda awal bencana sebenarnya sudah muncul sejak beberapa bulan lalu.

    "Awalnya retak sedikit dan terus rumah bunyi-bunyi. Sempat berhenti sekitar dua bulan, terus datanglah susulan, jadilah begini," ujarnya,  Senin (19/5/2025).

    Kini, Wati bersama keluarganya harus mengungsi sementara ke rumah kerabat. Ketua RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Idris membenarkan warga telah beberapa kali mengadukan kondisi tersebut kepada pemerintah desa. 
    Ia menyebut selain rumah warga, rumahnya sendiri juga terdampak oleh longsor. “Sudah mulai digodok tapi belum terealisasi, itu dari pemerintah, hanya pemerintah, pihak lain belum,” jelasnya.

    Menurut Idris, pemerintah melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) berencana untuk merelokasi warga terdampak ke lahan yang masih berada di Dusun Tani Jaya. Tapi proses relokasi masih menunggu kajian kelayakan teknis dari Perkim.

    “Ini sudah tidak bisa ditinggali, tapi nanti diteliti dulu oleh Perkim lahannya, aman atau tidak,” tambahnya.

    Sementara berdasarkan penelitian awal dari Universitas Mulawarman (Unmul), bencana ini dikategorikan sebagai murni kejadian alam, meski sebagian warga tidak sepenuhnya yakin. “Warga sepakat kalau ini bencana, tapi warga kita ini ingin tahu penyebab bencana ini apa,” ucap Idris.

    Warga mencurigai bahwa aktivitas pertambangan di sekitar lokasi turut memperparah kondisi tanah. Meski belum ada bukti konkret, dugaan ini menjadi perbincangan di antara masyarakat. “Ini hanya dugaan warga,” tegasnya.

    Bupati Kutai Kartanegara beserta jajaran diketahui telah meninjau langsung lokasi kejadian. Kehadiran mereka memberikan sedikit harapan bagi warga yang terdampak, termasuk Idris.

    “Kasian warga, saya sendiri sedih melihat warga saya. Mudahan para atasan ini memperdulikan warga kami yang terdampak ini,” tutupnya dengan nada lirih.

    Hingga kini, warga masih bertahan dalam ketidakpastian, menanti langkah cepat dari pemerintah dalam penanganan bencana serta kepastian relokasi yang aman dan layak. Jalan poros Samarinda–Balikpapan pun masih terganggu, menambah tekanan pada aktivitas ekonomi dan sosial warga sekitar.