Reporter : Nur Hidayah | Editor : Bambang Irawan
TANJUNG REDEB – Aksi puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Berau di depan kantor DPRD memanas. Selain ada saling tunjuk antara Ketua DPRD dengan mahasiswa, baku hantam juga sempat terjadi dengan aparat kepolisian yang berjaga.
Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap rencana penggabungan kampus mereka dengan Universitas Muhammadiyah Berau (UMB), sekaligus menuntut transparansi pengelolaan anggaran di kampus mereka, Senin (19/5/2025).
Dengan membawa spanduk dan poster, mahasiswa menyuarakan tiga tuntutan utama, yakni pencopotan Ketua STIPER, penolakan merger dengan UMB, serta transparansi dalam pengelolaan dana kampus.
Situasi sempat memanas saat mediasi yang dilakukan oleh Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto, tidak membuahkan hasil. Mahasiswa menolak tawaran diskusi terbatas yang hanya melibatkan lima perwakilan. Mereka bersikeras agar seluruh peserta aksi diperkenankan masuk dalam forum.
Upaya negosiasi yang hanya memperbolehkan lima orang masuk justru membuat massa makin emosional. Ketegangan pun meningkat, hingga terjadi aksi saling tunjuk antara mahasiswa dan Ketua DPRD Berau.
Aksi pun memuncak ketika mahasiswa membakar ban sebagai bentuk protes. Situasi sempat memanas saat aparat keamanan mencoba memadamkan api, hingga terjadi ketegangan yang berujung pada aksi dorong dan nyaris adu fisik.
Ketegangan mereda setelah Wakil Ketua I DPRD Berau, Subroto, bersama anggota Komisi II, Agus Uriansyah, kembali turun menemui massa. Dalam pertemuan lanjutan yang berlangsung cukup lama, akhirnya dicapai kesepakatan untuk menggelar rapat dengar pendapat (hearing) pada 2 Juni 2025 mendatang.
“Sudah kami masukkan ke Badan Musyawarah (Banmus), hearing dijadwalkan pada 2 Juni. Karena untuk bulan ini agenda kami sudah padat. Namun, surat pemanggilan kepada pihak terkait akan kami kirimkan hari ini juga,” ujar Subroto kepada para mahasiswa.
Meski belum puas sepenuhnya, mahasiswa menyambut baik langkah tersebut dan menyatakan akan terus mengawal proses hingga tuntutan mereka mendapat kejelasan dan penyelesaian yang berpihak kepada mahasiswa.