Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Sutami Soroti Gagal Panen Pasca Banjir di Berau, Dorong Pemanfaatan Lahan Aman dan Dukungan Pemerintah

Anggota komisi ll DPRD Berau, Sutami (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    DPRD Kabupaten Berau

    Sutami Soroti Gagal Panen Pasca Banjir di Berau, Dorong Pemanfaatan Lahan Aman dan Dukungan Pemerintah

    PusaranMedia.com

    Anggota komisi ll DPRD Berau, Sutami (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Sutami Soroti Gagal Panen Pasca Banjir di Berau, Dorong Pemanfaatan Lahan Aman dan Dukungan Pemerintah

    Anggota komisi ll DPRD Berau, Sutami (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Buniyamin

    TANJUNG REDEB – Anggota Komisi II DPRD Berau, Sutami menyoroti banyaknya petani di Kabupaten Berau yang mengalami gagal panen akibat banjir.

    Ia menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut, sekaligus menekankan perlunya langkah nyata dari pemerintah untuk membantu para petani.

    “Kita prihatin ya. Gagal panen ini memang terjadi karena fenomena alam hujan dan air pasang. Tapi kita juga tidak bisa semata-mata menyalahkan alam. Ada andil manusia juga di situ,” ujarnya. Selasa (20/5/2025).

    Sutami mengatakan kejadian seperti ini seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak, termasuk pemerintah daerah melalui OPD terkait, untuk segera turun tangan.

    Salah satu bentuk bantuan yang bisa diberikan menurutnya adalah penyediaan kembali benih padi maupun bibit sayur bagi para petani terdampak agar bisa segera menanam ulang.

    Namun, ia juga menekankan bahwa bantuan benih tidak cukup dan perlu strategi jangka panjang agar petani tidak kembali mengalami kerugian yang sama.

    “Kita juga harus memahami kondisi alam. Jangan sampai pas waktunya panen, mereka kebanjiran lagi. Kita tidak bisa prediksi musim dengan pasti sekarang. Makanya harus dipikirkan solusi agar mereka tidak terus menanam di lahan yang rawan banjir,” tegasnya.

    Sebagai langkah solutif, Sutami mendorong pemanfaatan lahan-lahan yang belum tergarap namun memiliki potensi dan lebih aman dari risiko banjir.

    “Kita bisa cari lahan-lahan lain yang lebih aman. Komunikasi dengan pemerintah untuk memanfaatkan lahan tidur atau yang belum digunakan. Jangan biarkan lahan yang aman dari banjir hanya jadi semak belukar, padahal bisa dipakai untuk produksi pangan,” jelasnya.

    Ia berharap ke depannya ada koordinasi lintas sektor antara petani, pemerintah desa, dan OPD teknis agar pola tanam dan pemilihan lokasi bisa lebih aman terhadap perubahan iklim yang makin ekstrem.

    “Ini tentang keberlanjutan pertanian kita. Jangan sampai petani terus dirugikan. Perlu ada perencanaan dan perhatian lebih dari pemerintah,” tutupnya. (Adv)