Reporter : Herdiansyah | Editor : Bambang Irawan
SAMARINDA - Kongres Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ke-39 yang digelar di Convention Hall Sempaja, Samarinda, Kaltim, sejak 17 Mei 2025, berlangsung dinamis dalam semangat forum intelektual dan demokratis khas organisasi kader mahasiswa.
Ketua Panitia Harian Kongres, Paulinus Dugis, menyampaikan seluruh rangkaian kegiatan masih berjalan dalam koridor organisasi dan terkendali.
Ia memastikan dinamika yang muncul selama forum merupakan bagian wajar dari proses pengambilan keputusan dalam organisasi sebesar GMKI.
“Dinamika yang terjadi dalam forum seperti ini adalah hal yang lumrah. GMKI adalah organisasi kader, forum tertingginya tentu akan diwarnai debat, adu gagasan, bahkan ketegangan. Tapi semua masih dalam semangat intelektual dan demokratis,” kata Paulinus.
Kongres ini merupakan agenda tertinggi dalam struktur GMKI dan akan berlangsung hingga 25 Mei 2025. Forum ini menjadi ajang strategis untuk menentukan arah gerak dan kepemimpinan organisasi ke depan.
Menurut Paulinus, lebih dari 120 cabang GMKI dari seluruh Indonesia hadir dalam kongres ini, baik dengan mengirimkan utusan penuh maupun rombongan pendukung.
"Estimasi total peserta yang hadir langsung mencapai 500 hingga 900 orang, termasuk peserta utusan, rombongan, panitia lokal, serta pemantau," sambungnya.
Para peserta utusan penuh diinapkan di Hotel Atlet Samarinda, sementara rombongan lainnya menginap di Wisma Atlet Sempaja.
Lebih lanjut, kata dia, sidang kongres telah resmi dibuka dan proses roll call peserta telah dilakukan. Karena keterbatasan tempat, tidak semua peserta dapat mengakses forum utama yang diprioritaskan bagi peserta utusan penuh.
Menanggapi insiden kecil yang sempat viral di media sosial, Paulinus menegaskan bahwa hal tersebut merupakan dinamika wajar dalam forum mahasiswa dan tidak mengganggu jalannya kongres.
“Perlu kami luruskan, tidak ada situasi yang di luar kendali. Forum tetap berjalan, dan semua peserta yang hadir memiliki hak berbicara dan berpendapat. Ini justru menunjukkan bahwa GMKI hidup, kritis, dan terbuka terhadap perbedaan pandangan,” tutupnya.