Reporter : Herdiansyah | Editor : Buniyamin
SAMARINDA - Insiden perselisihan antarpelajar perempuan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Loa Bakung, Kota Samarinda dipicu oleh uang iuran kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Ironisnya, perselisihan tersebut direkam dan disaksikan siswi lainnya, tidak ada upaya mencegah dan menghentikan berseteruan di ruang kelas itu.
Saat dikonfirmasi, permasalahan tersebut bermula dari saling mengolok antarsiswa terkait iuran sebesar Rp5 ribu yang digunakan untuk latihan di studio.
"Iuran yang dikumpulkan para murid untuk kegiatan P5, tapi ada beberapa murid yang kurang sepakat hingga cekcok dan berujung pengeroyokan di dalam kelas," kata Wakil Kepala SMPN 16 Samarinda, Nurul Aini, Rabu (21/5/2025).
Kendati demikian, pihak sekolah telah mengambil langkah serius dan melakukan mediasi dengan memanggil seluruh orang tua siswa yang terlibat.
"Hari ini kami panggil orang tua mereka untuk mediasi dan saling memaafkan karena kedua belah pihak juga diketahui sama-sama salah," tambahnya.
Sebagai bentuk pembinaan, sekolah hanya memberikan surat pernyataan kepada siswi agar tidak mengulangi perbuatannya di kemudian hari.
Jika kejadian serupa terulang, maka sekolah akan menangani lebih serius lagi. Pihak sekolah juga berencana mengadakan sesi sharing dan memberikan edukasi kepada seluruh murid SMPN 16 Samarinda.
"Kami juga minta maaf atas kegaduhan yang ramai di media, hrapannya mereka tidak melakukan hal serupa lagi karena bisa berdampak pada kualitas pendidikan di Kota Tepian," pesannya.