Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Kohati Samarinda Sebut Kekerasan di Lingkungan Pendidikan bentuk Kelalaian Sekolah 

Kohati Samarinda sayangkan adanya terjadi kekerasan fisik di dalam dunia pendidikan. (Foto: Istimewa).

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Kohati Samarinda Sebut Kekerasan di Lingkungan Pendidikan bentuk Kelalaian Sekolah 

    PusaranMedia.com

    Kohati Samarinda sayangkan adanya terjadi kekerasan fisik di dalam dunia pendidikan. (Foto: Istimewa).

    Kohati Samarinda Sebut Kekerasan di Lingkungan Pendidikan bentuk Kelalaian Sekolah 

    Kohati Samarinda sayangkan adanya terjadi kekerasan fisik di dalam dunia pendidikan. (Foto: Istimewa).

    Reporter : Herdiansyah | Editor : Bambang Irawan 

    SAMARINDA - Ketua Kohati Cabang Samarinda, Sitti Fatahnah, menyampaikan keprihatinannya terhadap insiden perkelahian yang melibatkan siswa di salah satu SMP Negeri di Samarinda.

    Ia menegaskan pentingnya peran aktif guru dan pihak sekolah dalam mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan pendidikan.

    “Peristiwa semacam ini tidak boleh dibiarkan. Guru seharusnya mampu mendeteksi lebih awal potensi konflik antar siswa. Jika sampai terjadi adu fisik, ini menandakan adanya kelalaian dalam pengawasan,” tegasnya.

    Lebih lanjut, kata dia, insiden tersebut mencerminkan menurunnya rasa takut siswa terhadap pelanggaran aturan. 

    Ia juga mengingatkan para orang tua telah mempercayakan sekolah sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mendidik dan mengawasi anak-anak mereka.

    “Kepercayaan besar telah diberikan oleh orang tua kepada sekolah untuk membina karakter dan perilaku anak-anak. Maka sudah semestinya pihak sekolah meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” tutupnya.

    Pihak sekolah diketahui telah menyelesaikan problem tersebut secara kekeluargaan, melakukan mediasi kepada siswa-siswi yang terlibat serta memanggil orang tua mereka.

    Pihak sekolah juga meminta agar kejadian serupa tidak kembali terulang di kemudian hari karena dapat merusak pendidikan bangsa.