Reporter: Tri Agustini | Editor: Bambang Irawan
Reporter: Tri Agustini | Editor: Bambang Irawan
SAMARINDA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir, untuk meningkatkan kewaspadaan seiring masih tingginya potensi hujan di Samarinda.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG, Kota Samarinda saat ini mulai memasuki masa peralihan musim, dengan curah hujan yang masih cukup tinggi.
Dalam 10 hari terakhir ini Samarinda kemungkinan hujan masih terus terjadi dan berpotensi lebat.
“Potensi hujan deras masih ada. Kondisi ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi kejadian serupa seperti beberapa waktu lalu, yang mengakibatkan korban jiwa akibat banjir dan longsor,” ujar Suwarso.
Ia menjelaskan, bencana sebelumnya terjadi karena curah hujan sangat tinggi, yakni mencapai 153 mm, ditambah hujan di wilayah hulu dan pasang besar.
Ia pun menyoroti keberadaan permukiman di lereng bukit serta kegiatan pembukaan lahan dan penebangan pohon, yang memperbesar risiko longsor.
Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak lagi menempati kawasan rawan longsor dan genangan air. “Ketika sudah ada rambu peringatan, masyarakat diharapkan tidak lagi tinggal di lokasi tersebut karena risikonya tinggi,” tegasnya.
BPBD juga mencatat sejumlah titik yang terdampak banjir dan longsor telah mendapat penanganan. Bantuan stimulan sudah mulai disalurkan secara bertahap melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, termasuk untuk lahan pertanian, rumah warga, dan sarana prasarana umum yang rusak.
Selain itu, untuk jalan yang putus di kawasan Jalan HAM Rifaddin, Pemkot Samairnda telah mengeluarkan surat darurat bencana selama 120 hari guna percepatan penanganan.
"Karena kemarin sudah ada korban itu bisa dijadikan ukuran bahwa jangan lagi tinggal di daerah rawan longsor, mulai sekarang cari tempat yang aman dari longsor termasuk daerah genangan air supaya tidak ada lagi korban seperti kemarin," pungkasnya.
Kalimantan Timur
Reporter: Tri Agustini | Editor: Bambang Irawan
SAMARINDA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir, untuk meningkatkan kewaspadaan seiring masih tingginya potensi hujan di Samarinda.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG, Kota Samarinda saat ini mulai memasuki masa peralihan musim, dengan curah hujan yang masih cukup tinggi.
Dalam 10 hari terakhir ini Samarinda kemungkinan hujan masih terus terjadi dan berpotensi lebat.
“Potensi hujan deras masih ada. Kondisi ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi kejadian serupa seperti beberapa waktu lalu, yang mengakibatkan korban jiwa akibat banjir dan longsor,” ujar Suwarso.
Ia menjelaskan, bencana sebelumnya terjadi karena curah hujan sangat tinggi, yakni mencapai 153 mm, ditambah hujan di wilayah hulu dan pasang besar.
Ia pun menyoroti keberadaan permukiman di lereng bukit serta kegiatan pembukaan lahan dan penebangan pohon, yang memperbesar risiko longsor.
Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak lagi menempati kawasan rawan longsor dan genangan air. “Ketika sudah ada rambu peringatan, masyarakat diharapkan tidak lagi tinggal di lokasi tersebut karena risikonya tinggi,” tegasnya.
BPBD juga mencatat sejumlah titik yang terdampak banjir dan longsor telah mendapat penanganan. Bantuan stimulan sudah mulai disalurkan secara bertahap melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, termasuk untuk lahan pertanian, rumah warga, dan sarana prasarana umum yang rusak.
Selain itu, untuk jalan yang putus di kawasan Jalan HAM Rifaddin, Pemkot Samairnda telah mengeluarkan surat darurat bencana selama 120 hari guna percepatan penanganan.
"Karena kemarin sudah ada korban itu bisa dijadikan ukuran bahwa jangan lagi tinggal di daerah rawan longsor, mulai sekarang cari tempat yang aman dari longsor termasuk daerah genangan air supaya tidak ada lagi korban seperti kemarin," pungkasnya.
Reporter: Tri Agustini | Editor: Bambang Irawan
SAMARINDA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan longsor dan banjir, untuk meningkatkan kewaspadaan seiring masih tingginya potensi hujan di Samarinda.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG, Kota Samarinda saat ini mulai memasuki masa peralihan musim, dengan curah hujan yang masih cukup tinggi.
Dalam 10 hari terakhir ini Samarinda kemungkinan hujan masih terus terjadi dan berpotensi lebat.
“Potensi hujan deras masih ada. Kondisi ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi kejadian serupa seperti beberapa waktu lalu, yang mengakibatkan korban jiwa akibat banjir dan longsor,” ujar Suwarso.
Ia menjelaskan, bencana sebelumnya terjadi karena curah hujan sangat tinggi, yakni mencapai 153 mm, ditambah hujan di wilayah hulu dan pasang besar.
Ia pun menyoroti keberadaan permukiman di lereng bukit serta kegiatan pembukaan lahan dan penebangan pohon, yang memperbesar risiko longsor.
Karena itu, ia meminta masyarakat untuk tidak lagi menempati kawasan rawan longsor dan genangan air. “Ketika sudah ada rambu peringatan, masyarakat diharapkan tidak lagi tinggal di lokasi tersebut karena risikonya tinggi,” tegasnya.
BPBD juga mencatat sejumlah titik yang terdampak banjir dan longsor telah mendapat penanganan. Bantuan stimulan sudah mulai disalurkan secara bertahap melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, termasuk untuk lahan pertanian, rumah warga, dan sarana prasarana umum yang rusak.
Selain itu, untuk jalan yang putus di kawasan Jalan HAM Rifaddin, Pemkot Samairnda telah mengeluarkan surat darurat bencana selama 120 hari guna percepatan penanganan.
"Karena kemarin sudah ada korban itu bisa dijadikan ukuran bahwa jangan lagi tinggal di daerah rawan longsor, mulai sekarang cari tempat yang aman dari longsor termasuk daerah genangan air supaya tidak ada lagi korban seperti kemarin," pungkasnya.