Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Museum Gunung Tabur Butuh Sentuhan Serius, DPRD Berau Soroti Kondisi Bangunan yang Kian Usang

Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    DPRD Kabupaten Berau

    Museum Gunung Tabur Butuh Sentuhan Serius, DPRD Berau Soroti Kondisi Bangunan yang Kian Usang

    PusaranMedia.com

    Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Museum Gunung Tabur Butuh Sentuhan Serius, DPRD Berau Soroti Kondisi Bangunan yang Kian Usang

    Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau dikenal sebagai daerah kaya akan destinasi wisata, tak hanya wisata bahari dan alam, tapi juga budaya dan sejarah. 

    Salah satu ikon sejarah yang cukup penting namun kian luput dari perhatian adalah Museum Gunung Tabur yang terletak di Kecamatan Gunung Tabur, wilayah yang memiliki dua kesultanan bersejarah.

    Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto, menyoroti langsung kondisi museum yang dinilainya sudah mendesak untuk direhabilitasi. Ia menyayangkan bahwa selama ini penataan hanya dilakukan di area luar museum, seperti halaman dan taman, sementara kondisi bangunan utamanya justru makin memprihatinkan.

    “Kalau dilihat dari luar memang tampak bagus, tapi coba masuk ke dalam bangunan, baru terlihat usangnya. Ini sangat disayangkan mengingat museum ini menyimpan sejarah besar dan menjadi identitas budaya kita,” ujarnya, Rabu (28/5/2025).

    Dedy menekankan bahwa Museum Gunung Tabur memiliki kekhasan tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain. Oleh karena itu, jika dilakukan rehabilitasi, ia berharap nilai historis dan ciri khas bangunan tetap dijaga.

    Ia juga menyinggung keberhasilan daerah lain seperti Museum Kutai Kartanegara di Tenggarong yang kini menjadi destinasi unggulan berkat dukungan penuh pemerintah daerah dan pelibatan dunia usaha.

    “Dengan APBD Berau yang cukup besar dan banyaknya perusahaan yang beroperasi di sekitar Gunung Tabur, seharusnya bukan perkara sulit untuk memberikan perhatian lebih terhadap museum ini,” tegasnya.

    Dedy turut mengkhawatirkan dampak teknis dari kondisi jalan di depan museum yang kini sudah lebih tinggi dari bangunan. 

    “Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin museum ini akan terendam saat musim hujan. Ini harus segera diantisipasi,” pungkasnya.

    Museum Gunung Tabur sejatinya memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukasi dan budaya. Namun tanpa pembenahan menyeluruh, sejarah yang dimilikinya dikhawatirkan justru akan hancur sedikit demi sedikit oleh waktu dan kelalaian. (Adv)