Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan
BALIKPAPAN - Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga bocah laki-laki berusia dua tahun yang ditemukan meninggal dunia akibat terseret arus parit hingga hanyut ke Waduk Wonorejo.
Jenazah korban ditemukan Tim SAR Gabungan, Rabu (28/5/2025) pukul 07.25 WITA, sekitar 600 meter dari lokasi kejadian awal di Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara.
Warga dan kerabat tampak berkumpul di rumah duka. Isak tangis dan wajah-wajah penuh kesedihan menyelimuti suasana.
Salah satu warga sekitar, Aminatus, menyampaikan rasa duka yang mendalam. Ia mengaku kawasan tersebut sebenarnya tergolong aman, namun musibah bisa datang tanpa diduga.
"Anaknya main hujan, biasanya pamit, tapi kemarin tidak. Kakaknya sempat berusaha menolong, tapi arus deras dan akhirnya terseret masuk gorong-gorong," jelas Aminatus.
Ia menunjukkan lokasi gorong-gorong terbuka yang diduga menjadi jalur awal korban terseret hingga akhirnya masuk ke saluran air besar dan bermuara ke Waduk Wonorejo.
Ia pun berharap pemerintah segera menangani masalah parit dan aliran air, terutama karena daerah tersebut kerap mengalami banjir.
"Air selalu meluap, paritnya enggak memadai. Kalau bisa ada penanggulangan. Kami di sini cekungan, air dari mana-mana larinya ke sini," ujarnya.
Menurutnya, volume air yang besar saat hujan membuat parit meluap dan air masuk ke rumah warga hingga setinggi paha orang dewasa.
Ia juga mengimbau agar orang tua lebih waspada mengawasi anak-anak saat musim hujan.
"Kalau punya anak, tolong dijaga. Jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi," tegasnya.
Ia menyebutkan rencana pengamanan tengah dibahas warga dan RT, seperti pemasangan pintu air dari besi atau ram-ram untuk mencegah sampah dan benda besar masuk ke aliran air dan terbawa hingga waduk.
Komandan Regu Tim SAR Gabungan, Ari Triyanto mengungkapkan pencarian korban dilakukan sejak Selasa pagi oleh Tim SAR Gabungan dengan menyusuri aliran parit sejauh 500 meter, hingga memperluas pencarian ke Waduk Wonorejo yang memiliki luas sekitar 3,85 km².
"Tim menggunakan perahu karet, drone thermal, dan peralatan SAR air untuk mempercepat proses pencarian," ungkap Triyanto.
Kendala utama di lapangan adalah ukuran parit yang kecil, sempit, serta banyak rintangan yang menyulitkan proses evakuasi awal. Meski cuaca relatif mendukung, medan tetap menjadi tantangan tersendiri.
"Setelah jenazah ditemukan, operasi SAR resmi ditutup dan seluruh unsur dikembalikan ke satuan masing-masing. Masyarakat berharap kejadian ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota dan instansi terkait untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa depan," pungkasnya.