Reporter Siswandi Editor Buniyamin
SANGATTA – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menunjukkan geliat positif dalam menarik minat investor.
Sejumlah perusahaan mulai melirik kawasan industri strategis ini sebagai lokasi pengembangan usaha, termasuk perusahaan milik keluarga Cendana.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kutim, Darsafani mengatakan Humpuss Group, perusahaan milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto telah menunjukkan keseriusan untuk berinvestasi.
Bahkan, kata dia, Humpuss Group disebut telah memesan lahan dan merencanakan pembangunan tangki minyak guna mendukung kebutuhan industri di kawasan tersebut.
“Humpuss Group sudah membooking lahan dan bersiap membangun tangki minyak yang akan mendukung kebutuhan pabrik di KEK Maloy. Saat ini tinggal menunggu proses pembangunan,” jelas Darsafani.
Meski belum pada tahap penandatanganan nota kesepahaman (MoU), langkah ini disebut sebagai sinyal positif atas perkembangan KEK Maloy yang sejak awal digadang-gadang sebagai motor penggerak ekonomi kawasan timur Indonesia.
Selain Humpuss Group, dua perusahaan lainnya yakni PT Palma Serasi Indonesia (PSI) dan PT Energi Agro Indonesia (EAI) sudah meneken MoU dengan pihak pengelola kawasan, menambah daftar calon investor yang siap masuk ke KEK Maloy.
Pemkab Kutim kini tengah memproses perubahan status badan hukum PT MBTK, pengelola KEK Maloy, dari Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola (BUPP)menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Proses ini tengah dikaji dan diajukan ke kementerian terkait.
“Perubahan ini butuh pemenuhan syarat-syarat administratif, jadi memang tidak bisa instan,” ujar Darsafani.
Selain itu, inventarisasi aset antara Pemkab Kutim dan Pemprov Kaltim juga sedang berlangsung. Hal ini bertujuan untuk merumuskan formula pembagian hasil atas kepemilikan aset dan lahan di KEK Maloy.
“Kami sudah menyampaikan data barang dan lahan milik kami. Nanti akan dirapatkan di tingkat provinsi untuk menentukan rumusan bagi hasilnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, seluruh perizinan strategis untuk operasional KEK Maloy telah rampung. Ini mencakup sektor kelautan dan perikanan, lingkungan hidup, hingga pelabuhan, sehingga kawasan ini dinyatakan siap secara hukum dan infrastruktur untuk menerima masuknya investasi.
“Sekarang tinggal menunggu realisasi dan komitmen dari para investor,” pungkas Darsafani.