Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan
TANJUNG REDEB – Dampak bencana banjir yang merendam sejumlah kampung di Kabupaten Berau tak hanya melumpuhkan aktivitas warga, tetapi juga menghantam sektor pendidikan secara serius.
Sejumlah sekolah mengalami kerusakan parah, mulai dari ruang kelas yang terendam air, hingga akses jalan yang terputus akibat longsor.
Anggota DPRD Berau, Arman Nofriansyah angkat bicara dan mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah strategis dalam menangani krisis pendidikan yang terjadi pasca-bencana tersebut.
“Ini bukan hanya soal gedung yang rusak, tapi soal masa depan anak-anak kita yang ikut terganggu. Banyak sekolah tidak bisa beroperasi karena ruang belajar mereka hancur,” ujar Arman, Jumat (30/5/2025).
Ia menekankan pentingnya pemerintah daerah untuk segera memfokuskan anggaran pendidikan dari APBD guna membiayai pembangunan Ruang Belajar Mengajar (RBM) di wilayah terdampak. Menurutnya, alokasi anggaran sebesar 20 persen dari APBD untuk sektor pendidikan belum cukup menjawab tantangan di lapangan, apalagi dalam kondisi darurat bencana.
“Proporsi 20 persen itu angka formal. Tapi kenyataannya, ketika bencana datang, kebutuhan melonjak drastis. Harus ada keberpihakan nyata dari pemerintah,” tegasnya.
Arman berharap kebijakan anggaran tidak hanya berorientasi pada laporan keuangan, tetapi benar-benar berpihak pada kebutuhan mendesak masyarakat, terutama anak-anak yang saat ini kehilangan tempat belajar.
Ia juga menyoroti pentingnya evaluasi cepat terhadap infrastruktur sekolah yang rawan bencana, agar kejadian serupa tidak terus terulang setiap musim hujan datang.
“Jangan sampai anak-anak kita kehilangan harapan hanya karena lambatnya respon terhadap krisis ini. Pendidikan harus jadi prioritas utama,” pungkasnya. (Adv)