Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Dorong Peningkatan Hasil Tani, DKP3 Balikpapan Salurkan 17 Alsintan ke Kelompok Tani 

Kepala DKP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsing. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Dorong Peningkatan Hasil Tani, DKP3 Balikpapan Salurkan 17 Alsintan ke Kelompok Tani 

    PusaranMedia.com

    Kepala DKP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsing. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Dorong Peningkatan Hasil Tani, DKP3 Balikpapan Salurkan 17 Alsintan ke Kelompok Tani 

    Kepala DKP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsing. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bunyamin

    BALIKPAPAN - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Balikpapan menargetkan peningkatan hasil pertanian pada 2025 melalui program mekanisasi pertanian. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyalurkan bantuan peminjaman 17 unit Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) kepada kelompok tani.

    Kepala DKP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsih mengatakan bantuan alsintan ini diberikan sebagai stimulan untuk mendukung petani mengembangkan potensi hasil pertanian. Penyaluran dilakukan sejak 8 Februari hingga 15 Mei 2025.

    "Alsintan itu bukan metode kerja, tapi singkatan dari alat dan mesin pertanian. Ini adalah sarana penting dalam mendukung peningkatan produksi pertanian lewat program mekanisasi," jelas Sri Wahjuningsih.

    Adapun 17 unit Alsintan yang disalurkan terdiri dari pompa air, selang buang sepanjang 100 meter, hand sprayer, cultivator, mesin pemotong rumput, dan corn sheller.

    Bantuan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan mayoritas petani di Balikpapan yang lebih banyak mengelola tanaman hortikultura dataran rendah seperti sayur-sayuran dan cabai.

    Selain bantuan langsung kepada kelompok tani, DKP3 juga memiliki sejumlah Alsintan yang dikelola sebagai aset dinas melalui tim Brigade Alsintan. Alat tersebut dapat dipinjam secara bergiliran oleh petani sesuai ketentuan yang berlaku.

    Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) saat ini memiliki 39 unit, yaitu 19 pompa air, sembilan hand sprayer, delapan cultivator, dua mesin rumput, dan satu alat pencacah pupuk organik.

    "Sebab, mayoritas petani kita sudah lanjut usia, keberadaan alat-alat ini sangat membantu. Mereka tidak perlu lagi menggunakan cara bertani yang konvensional," jelasnya.

    Namun, ia menyebut keterbatasan lahan menjadi tantangan utama dalam upaya peningkatan produksi pertanian di Balikpapan. 

    Ia mengibaratkan kondisi pertanian kota ini mirip dengan Jakarta sebagai kota metropolitan yang sangat tergantung pada pasokan pangan dari daerah lain.

    "Lahan pertanian kita terbatas, dan banyak yang sudah beralih fungsi menjadi perumahan, perguruan tinggi, hingga jalan tol. Termasuk ITK dan jalan tol itu sebelumnya adalah lahan pertanian," ungkapnya.

    DKP3 mencatat ada sekitar 7.000 petani di Balikpapan, sebagian besar merupakan petani gurem yang tidak memiliki lahan sendiri dan hanya menggarap lahan milik orang lain. Ketika lahan tersebut dialihfungsikan, mereka berada pada posisi yang rentan.

    Meski demikian, produksi sayur-mayur masih mampu dipenuhi oleh petani lokal meski dalam skala terbatas. 

    Ia pun berharap ke depan ada tambahan bantuan alat pertanian modern, seperti traktor tanam padi otomatis, guna menunjang produktivitas lebih tinggi.

    "Kalau pendapatan petani meningkat, maka secara tidak langsung ini juga bisa menekan angka kemiskinan di kota Balikpapan," pungkasnya.