Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Jelang Iduladha, Disperindag Kutim akan Pantau Harga Bapokting di Pasar Tradisional 

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Jelang Iduladha, Disperindag Kutim akan Pantau Harga Bapokting di Pasar Tradisional 

    PusaranMedia.com

    Jelang Iduladha, Disperindag Kutim akan Pantau Harga Bapokting di Pasar Tradisional 

    Reporter: Siswandi | Editor: Bambang Irawan 

    SANGATTA - Menjelang Iduladha 1446 Hijriah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) akan melakukan pemantauan terhadap harga bahan pokok dan barang penting (bapokting) di sejumlah pasar tradisional di Sangatta.

    Hal ini dilakukan guna memastikan stabilitas harga dan ketersediaan komoditas di pasaran agar masyarakat tidak terbebani oleh lonjakan harga menjelang Iduladha pada Jumat, 6 Juni 2025 nanti.

    Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadhani mengatakan pihaknya terlebih dahulu menggelar rapat membahas soal pengendalian inflasi daerah termasuk pemantauan harga menjelang Iduladha. 

    Rapat ini melibatkan lintas sektoral, termasuk Dinas Ketahanan Pangan dan instansi lainnya.

    "Rencana Rabu nanti ada rapat untuk pengendalian inflasi daerah termasuk untuk persiapan pemantauan harga tiga hari menjelang lebaran," kata Nora kepada wartawan, Senin, (02/06/2025).

    Dia menilai biasanya saat menjelang lebaran berlaku hukum ekonomi di pasar tradisional.

    "Sejauh ini pasokan bapokting aman, termasuk gas 3 kilogram. Tapi kita tetap waspada agar tidak ada kelangkaan,” paparnya.

    Dikemukakan pula pemantauan harga di Pasar Induk juga dilakukan berkala. Menurutnya, lonjakan harga menjelang lebaran merupakan hal wajar karena permintaan meningkat.

    "Kalau kebutuhan meningkat maka akan diikuti kenaikan harga. Tapi kenaikannya bersifat temporer. Yang kita jaga adalah kenaikan yang tidak terkendali," ucapnya.

    Diakui pula kenaikan harga terkadang disebabkan oleh terganggunya rantai pasokan dari daerah lain. Ia mencontohkan harga cabai rawit sempat menembus Rp120 ribu per kilogram karena pasokan dari Sulawesi terganggu. Namun pihaknya sudah melakukan antisipasi melalui program penanaman cabai lokal.

    “Kami sudah petakan potensi produksi. Contohnya di Kecamatan Kaubun ada penanaman cabai rawit seluas 5 hektare. Diharapkan panennya bisa mendukung kebutuhan menjelang hari besar,” ungkap Nora.

    Selain itu, pihaknya juga menggelar pasar murah sebagai upaya menekan inflasi dan membantu meringankan beban ekonomi masyarakat.

    “Jadi kegiatan pasar murah itu yang menjadi konsentrasi Pak Bupati dan Wakil Bupati, dalam hal menjaga stabilitas inflasi di daerah,” ujar Nora.

    Dalam kegiatan pasar murah tersebut, Disperindag Kutai Timur menyediakan tujuh item bapoktong dengan harga yang sangat terjangkau.

    Adapun tujuh jenis bapokting dimaksud yakni: beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, telur ayam, daging ayam dan sapi.

    “Nilainya itu sebenarnya Rp300 ribu, tapi masyarakat cukup menebusnya Rp100 ribu saja. Ada Rp200 ribu yang disubsidi oleh pemerintah daerah,” paparnya.

    Program ini disambut antusias masyarakat, khususnya di sejumlah daerah terpencil seperti Kecamatan Telen. 

    Dia bilang sistem distribusi yang efisien membuat harga sembako jauh lebih murah dibanding harga pasar saat kondisi ekstrem.

    “Bahkan pengakuan mereka di Telen sana, beras 5 kilogram yang kami salurkan, jika musim banjir, biasa dijual Rp200 ribu. Jadi sangat bermanfaat bagi warga,” ungkapnya.

    Disperindag menggandeng penyedia lokal melalui sistem e-katalog dalam pengadaan barang kebutuhan pokok tersebut. Uang tebusan yang dibayarkan masyarakat langsung disalurkan kepada penyedia. 

    “Jadi uang Rp100 ribu itu tidak ke kami, tapi langsung ke penyedianya. Itu bagian dari kontrak kerja kami dengan mereka,” tambahnya.

    Dia berharap agar perayaan Iduladha tahun ini dapat berlangsung aman tanpa lonjakan harga yang memberatkan masyarakat.