Reporter Siswandi Editor Buniyamin
SANGATTA – Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengaku Sangattaqua telah menyelesaikan seluruh proses perizinan, mulai dari label halal, izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hingga sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Ia menegaskan, air minum dalam kemasan lokal tersebut akan segera digunakan secara resmi di seluruh instansi pemerintahan di lingkungan Pemkab Kutim. Ini merupakan bentuk komitmen daerah dalam mendukung produk lokal.
“Produk Sangattaqua ini tinggal menunggu peluncuran resmi, semua perizinan sudah tuntas. Kami ingin menjadikannya sebagai produk kebanggaan masyarakat Kutim yang dimulai dari penggunaan di kantor-kantor pemerintah,” ungkap Ardiansyah.
Langkah ini, lanjutnya, menjadi bagian dari upaya nyata Pemkab Kutim untuk mendorong kemandirian daerah melalui pengembangan produk berbasis sumber daya lokal.
“Kehadiran Sangattaqua diharapkan bisa membuka jalan menuju kemandirian ekonomi sekaligus memperkuat identitas daerah melalui produk unggulan,” tambahnya.
Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Tuah Benua Kutim, Suparjan menyampaikan, pada tahap awal produksi, Sangattaqua akan memproduksi sekitar 80 dus per hari.
Meskipun kapasitas produksi masih terbatas, pihaknya menyatakan rencana pengembangan telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas ke depan.
“Kita optimistis akan ada peningkatan produksi secara bertahap. Saat ini kami fokus dulu pada peluncuran dan pemasaran internal. Untuk skema ekspansi produksi, akan kami sampaikan pada waktu yang tepat,” ujarnya.
Peluncuran Sangattaqua juga menjadi bagian dari strategi PDAM untuk mengembangkan lini usaha baru yang tidak hanya memberikan nilai tambah bagi perusahaan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.
Sebelumnya, Bupati Ardiansyah telah meresmikan Perumdam Tirta Tuah Benua (TTB) Kutim berlabel Sangattaqua di Kabo, Kelurahan Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara.
Instalasi pengolahan air bersih ini memiliki kapasitas produksi sebesar 50 liter per detik dan menjadi pondasi awal produksi air minum kemasan lokal Kutim tersebut.