Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Pemkab Berau Siapkan Strategi untuk Antisipasi Bencana Banjir

Sekertaris Daerah (Sekda) Berau, Muhammad Said (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Pemkab Berau Siapkan Strategi untuk Antisipasi Bencana Banjir

    PusaranMedia.com

    Sekertaris Daerah (Sekda) Berau, Muhammad Said (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

    Pemkab Berau Siapkan Strategi untuk Antisipasi Bencana Banjir

    Sekertaris Daerah (Sekda) Berau, Muhammad Said (Foto: Nur Hidayah/ pusaranmedia.com)

    Reporter : Nur Hidayah | Editor : Buniyamin

    TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau mulai menyusun langkah-langkah strategis untuk menghadapi potensi bencana banjir ke depan. 

    Ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Berau, Muhammad Said dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi Penanganan Bencana Banjir di Ruang Rapat Kakaban, Kantor Bupati, Kamis (5/6/2025).

    Dalam rakor yang melibatkan sejumlah instansi vertikal dan lintas sektor tersebut, Pemkab Berau menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap penanganan banjir yang terjadi beberapa waktu lalu. 

    Said menyebut langkah preventif, mitigasi hingga rehabilitasi menjadi bagian penting dari strategi penanganan bencana yang harus segera dipersiapkan.

    “Relokasi warga terdampak banjir juga mulai kita bahas. Ini termasuk administrasi lahan yang harus benar-benar jelas, baik dari sisi surat menyurat maupun legalitas di lapangan. Kami butuh data akurat warga yang memang harus direlokasi,” ungkapnya.

    Sekda juga menyoroti pentingnya penyebaran informasi cuaca secara rutin kepada masyarakat.

    Ia mengimbau agar informasi dari BMKG terus diperbarui dan dipublikasikan agar warga dapat lebih siap menghadapi kemungkinan bencana.

    “Kita tidak pernah tahu kapan bencana datang. Masyarakat harus terus memantau info cuaca sebagai langkah antisipatif,” tegas Said.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Mashyadi Muhdi memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi pihaknya di lapangan.

    Salah satunya adalah keterbatasan sarana pendukung seperti perahu karet, yang sangat vital dalam proses evakuasi warga di daerah rawan banjir, terutama yang berada di dekat aliran sungai besar.

    “Kami kekurangan unit perahu karet. Padahal alat ini sangat diperlukan ketika banjir besar melanda dan akses darat tak lagi memungkinkan,” ujarnya.

    Kemudian masifnya penetapan situasi waspada bencana yang seringkali tidak cepat ditentukan turut menjadi kendala dalam pengambilan tindakan cepat saat bencana terjadi.

    Mashyadi berharap evaluasi yang dilakukan ini bisa menjadi pijakan kuat dalam penyusunan perencanaan penanggulangan bencana, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

    “Kita ingin ketika status darurat ditetapkan, respon yang diberikan juga cepat dan tepat, sebagaimana yang telah kami upayakan saat banjir di Kecamatan Segah,” tutupnya.