Reporter Siswandi Editor Buniyamin
SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman mengaku program percepatan penurunan stunting di wilayahnya telah membuahkan hasil signifikan.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kutim berhasil ditekan dari 29 persen pada 2023 menjadi 20,6 persen pada 2024.
Artinya, terjadi penurunan sebesar 8,4 persen hanya dalam waktu satu tahun. Menurutnya, capaian ini merupakan hasil dari kerja kolaboratif lintas sektor, mulai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), para kepala desa, ketua RT hingga perangkat daerah lainnya.
Bahkan, kata dia, para kepala desa disebut telah berperan sebagai orang tua asuh bagi anak-anak yang berisiko stunting di wilayah masing-masing. “Ini bukan kerja satu-dua pihak. Ini hasil kerja bersama yang terencana dan terintegrasi,” ujar Ardiansyah.
Pria kelahiran Muara Pahu ini menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat langkah percepatan dan berencana menerbitkan surat edaran resmi yang mewajibkan perusahaan, serta para pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam upaya penurunan stunting.
Salah satu perhatian utama adalah peningkatan kualitas Tempat Penitipan Anak (TPA) yang memiliki peran strategis dalam mendukung tumbuh kembang anak sejak dini. “Masih banyak TPA yang pengasuhnya belum mendapat pelatihan, SOP-nya juga harus ditata ulang. Ini penting karena menyangkut masa depan anak kita,” tegasnya.
Pemkab Kutim, lanjut Ardiansyah, akan terus memperkuat sinergi antarlembaga serta mendorong keterlibatan masyarakat untuk memastikan target penurunan stunting dapat tercapai secara berkelanjutan.