Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Ini Komentar Buya Anwar Abbas tentang Balikpapan dan Masa Depan Tanpa Migas!

Wakil Ketua Umum MUI Pusat, Anwar Abbas saat diwawancarai usai menjadi khatib Salat Iduladha di Lapangan Merdeka Balikpapan, Jumat (6/6/2025). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Ini Komentar Buya Anwar Abbas tentang Balikpapan dan Masa Depan Tanpa Migas!

    PusaranMedia.com

    Wakil Ketua Umum MUI Pusat, Anwar Abbas saat diwawancarai usai menjadi khatib Salat Iduladha di Lapangan Merdeka Balikpapan, Jumat (6/6/2025). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Ini Komentar Buya Anwar Abbas tentang Balikpapan dan Masa Depan Tanpa Migas!

    Wakil Ketua Umum MUI Pusat, Anwar Abbas saat diwawancarai usai menjadi khatib Salat Iduladha di Lapangan Merdeka Balikpapan, Jumat (6/6/2025). (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Buniyamin

    BALIKPAPAN - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas menyampaikan pandangannya terkait arah pembangunan ekonomi Kota Balikpapan dari perspektif ekonomi Islam. 

    Menurutnya, Balikpapan sebagai kota jasa dan industri migas harus bersiap menghadapi era pascamigas dengan pendekatan yang lebih adil dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.

    "Minyak dan gas itu karunia Tuhan. Kalau dikelola dengan baik, seharusnya bisa mewujudkan kemakmuran yang Rahman dan Rahim sebagaimana amanat Pasal 33 UUD 1945," ucap Buya Anwar Abbas yang dikenal sebagai ahli ekonomi Islam, Jumat (6/6/2025).

    Namun dinilainya pengelolaan sumber daya alam selama ini masih belum mencerminkan prinsip keadilan. "Masalahnya, apakah pengelolaannya sudah baik? Itu yang perlu kita renungkan bersama,” kata Buya. 

    Ia mengkritik adanya segelintir pihak yang meraup keuntungan besar dari aset negara, sementara kesejahteraan rakyat belum sepenuhnya terwujud.

    Menjelang era pascamigas, Buya mendorong pemerintah daerah untuk mulai membangun sektor jasa dan teknologi informasi (IT) sebagai tulang punggung ekonomi baru. 

    "Bagaimanapun juga, sumber daya alam itu terbatas. Tapi dunia jasa dan IT bisa terus dikembangkan. Ini harus disiapkan dari sekarang," tuturnya.

    Lebih jauh, Buya Anwar Abbas juga menyoroti pentingnya pembangunan ekonomi yang inklusif dan mengingatkan agar pertumbuhan ekonomi di Balikpapan tidak hanya menguntungkan investor besar, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pelaku UMKM dan masyarakat kecil.

    "Pemerintah perlu meninjau ulang kebijakan-kebijakan yang sudah ada. Apakah jiwa dan semangatnya sudah sesuai dengan konstitusi? Kalau sumber daya ini dikelola baik, seharusnya rakyat sejahtera. Tapi kenyataannya, angka kemiskinan kita masih tinggi," ungkapnya.

    Ia merujuk pada data kemiskinan nasional yang masih signifikan, dan bahkan menurut standar PBB, angka kemiskinan bisa mencapai lebih dari 60 persen. 

    "Ini jadi bahan refleksi. Ekonomi Islam mengajarkan distribusi yang adil, tidak menumpuk kekayaan hanya pada segelintir orang," tegasnya.

    Buya pun berharap dengan kepemimpinan nasional yang baru, arah kebijakan ekonomi ke depan bisa lebih berpihak pada rakyat kecil, sesuai prinsip keadilan sosial dan keberkahan dalam pengelolaan sumber daya alam.

    "Kita berharap dengan tampilnya Prabowo sebagai Presiden, suasana itu akan berubah," pungkasnya.