Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Relawan Gadungan Jadi Otak Pembakaran, BPBD Berau Ungkap Fakta Mengejutkan

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat. (Foto: Nur Hidayah/ Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Relawan Gadungan Jadi Otak Pembakaran, BPBD Berau Ungkap Fakta Mengejutkan

    PusaranMedia.com

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat. (Foto: Nur Hidayah/ Pusaranmedia.com)

    Relawan Gadungan Jadi Otak Pembakaran, BPBD Berau Ungkap Fakta Mengejutkan

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat. (Foto: Nur Hidayah/ Pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Fakta mengejutkan terungkap dari kasus pembakaran sejumlah rumah warga di Kecamatan Tanjung Redeb. 

    Dua pelaku yang berhasil diamankan Polres Berau ternyata memiliki hubungan dekat dengan personel pemadam kebakaran di posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau.

    Salah satu pelaku, berinisial E, diketahui sering nongkrong, berkumpul, bahkan menginap di posko Damkar BPBD Berau di Jalan H. Isa III. Ia juga kerap membantu dalam berbagai kegiatan, baik saat situasi normal maupun saat terjadi kebakaran. Selama ini, keberadaannya tidak pernah menimbulkan kecurigaan.

    “Dia sering ikut membantu, kadang bahkan lebih sigap daripada relawan lainnya. Tidak ada yang menyangka, ternyata dia dalang di balik aksi pembakaran,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, Jumat (6/6/2025) sore.

    E merupakan warga lokal, sementara satu pelaku lainnya, R, berasal dari Banjarmasin. Keduanya dikenal mudah bergaul dan cepat akrab dengan lingkungan posko.

    “Biasanya kami minta KTP dan rekomendasi dari kelurahan sebelum seseorang bisa bergabung jadi relawan. Tapi mereka ini sudah paham cara kerja Damkar, tahu fungsi peralatan, dan terlihat seperti relawan sungguhan,” tambahnya.

    Nofian mulai curiga karena pola kebakaran yang terjadi sepanjang 2025 terasa janggal, terutama saat ia sedang berada di luar kota atau tidak berada di lokasi.

    “Kecurigaan semakin kuat ketika terjadi kebakaran di Jalan Andika. Setelah pendinginan empat rumah selesai, mendadak satu rumah lain di seberang jalan justru ikut terbakar. Padahal, jika memang ada sisa bara api, seharusnya rumah yang berada di samping titik api yang lebih dulu terbakar. Anehnya lagi, kabel dan instalasi listrik di sekitar lokasi masih utuh,” paparnya.

    Setelah semua api berhasil dipadamkan dan ia mulai beristirahat, Nofian justru menerima laporan dari warga bahwa E lah yang membakar rumah tersebut. Bahkan, aksi pembakaran E dipantau langsung oleh warga sekitar yang melihatnya menyalakan api di salah satu rumah pasca proses pendinginan.

    “Saya benar-benar terkejut, pantas saja pas rumah terbakar saya dengar warga ngomong “Damkar bakar rumah”, ini yang bikin saya heran saat itu. Setelah dicek lebih dalam, ternyata memang mereka berdua pelakunya,” tegas Nofian.

    Ia juga menekankan, jika nantinya ditemukan keterlibatan petugas resmi BPBD Berau dalam aksi ini, maka sanksi tegas akan diberlakukan.

    “Kalau ada petugas kami yang ikut terlibat, tidak akan ada toleransi. Langsung dicopot. Ini perbuatan kejam, setara dengan kejahatan luar biasa. Kalau hanya membakar harta benda mungkin masih bisa dipahami, tapi kalau sampai ada korban jiwa, itu sudah melanggar nilai-nilai kemanusiaan,” tandasnya.

    Kasus ini menjadi pengingat bahwa kejahatan bisa disembunyikan di balik wajah relawan. Orang yang tampak sebagai pahlawan ternyata bisa menjadi ancaman tersembunyi bagi masyarakat.

    Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait motif serta kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat dalam jaringan tersebut.