Reporter: Tri Agustini | Editor: Bambang Irawan
SAMARINDA – Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai saat Hari Raya Iduladha mulai menunjukkan hasil positif.
Meski belum sepenuhnya ideal, kesadaran masyarakat untuk beralih ke wadah ramah lingkungan disebut meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, Boy Leonardo Sianipar, menyampaikan bahwa efektivitas Surat Edaran Wali Kota tentang kurban tanpa plastik cukup baik.
Namun, ia mengakui masih ditemukan panitia kurban maupun warga yang menggunakan kantong plastik dalam pembagian daging.
“Mungkin karena alasan kepraktisan, masih banyak yang memilih plastik dibanding daun pisang atau besek (anyaman bambu). Tapi di beberapa titik, sudah mulai tertib menggunakan wadah ramah lingkungan,” ujar Boy.
Sebagaimana diketahui, Pemkot Samarinda menerbitkan Surat Edaran Nomor 600.1.17.3/1103/100.12 tentang pelaksanaan Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 tanpa sampah plastik.
Melalui surat ini, panitia kurban diimbau tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai atau masyarakat diminta membawa wadah sendiri saat mengambil daging.
Selain soal pembungkus, Boy juga menyoroti persoalan pembuangan limbah organik hewan kurban, seperti jeroan, yang masih ditemukan di beberapa Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Menurutnya, cara ideal membuang limbah jenis ini adalah dengan menguburnya agar tidak menimbulkan bau dan potensi gangguan kesehatan bagi lingkungan sekitar.
Meski begitu, ia mengapresiasi peningkatan pengelolaan limbah kurban secara umum. Ia menilai bahwa pelaksanaan tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
"Kami harap tren positif ini bisa terus meningkat di tahun-tahun mendatang,” ungkapnya.
Kemudian, ia juga memperkirakan kenaikan volume sampah selama Iduladha tahun ini mencapai 8 hingga10 persen. Namun, hal tersebut kata dia masih bisa ditangani dengan baik berkat persiapan skenario kerja lembur selama tiga hari, mulai 5 hingga 7 Mei 2025.
“Lonjakan produksi sampah kami antisipasi sejak awal dan itu tidak sampai mengganggu proses pengangkutan rutin yang DLH laksanakan,” pungkasnya.