Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Gas 3 Kg Kembali Langka di Tenggarong, Disperindag Kukar Sebut Dampak dari Libur Panjang Cuti Bersama

Gas Elpiji 3 Kg. (Foto: Aswin/pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Mikro

    Gas 3 Kg Kembali Langka di Tenggarong, Disperindag Kukar Sebut Dampak dari Libur Panjang Cuti Bersama

    PusaranMedia.com

    Gas Elpiji 3 Kg. (Foto: Aswin/pusaranmedia.com)

    Gas 3 Kg Kembali Langka di Tenggarong, Disperindag Kukar Sebut Dampak dari Libur Panjang Cuti Bersama

    Gas Elpiji 3 Kg. (Foto: Aswin/pusaranmedia.com)

    Reporter: Aswin | Editor: Bambang Irawan

    TENGGARONG – Gas elpiji subsidi ukuran 3 kilogram (kg) kembali langka di Tenggarong dalam beberapa hari terakhir. Hal ini menimbulkan keresahan di tengah warga karena kebutuhan pokok seperti memasak untuk keluarga hingga menjalankan usaha kecil menjadi terhambat.

    Situasi tersebut memaksa sebagian warga harus berkeliling untuk mencari tabung gas karena stok di agen maupun pangkalan lokal sudah tidak habis.
    Kondisi ini bukan hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga memberikan tekanan psikologis bagi masyarakat, khususnya mereka yang sangat bergantung pada elpiji 3 kg sebagai sumber energi utama.

    Menanggapi situasi tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Kartanegara, Sayid Fathullah, menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengirimkan surat kepada pihak Pertamina melalui distributor resminya Patra Niaga di Samarinda.

    "Kami pasti akan bersurat kepada Patra Niaga dalam waktu dekat untuk mengatasi persoalan ini," ujarnya kepada wartawan, Selasa (10/6/2025).

    Sayid menjelaskan kelangkaan gas elpiji 3 kg ini disebabkan oleh libur panjang yang terjadi akibat kebijakan cuti bersama.

    "Karena lamanya libur, ini kan masa cuti bersama, jadi distribusi gas sedikit terhambat. Tapi InsyaAllah, dalam waktu dekat kondisi akan kembali normal," tambahnya.

    Sayid juga mengimbau kepada masyarakat yang tergolong mampu secara ekonomi, termasuk para pemilik warung atau usaha kecil, untuk menggunakan gas elpiji non-subsidi ukuran 5 kg atau 12 kg. Hal ini diharapkan dapat mengurangi tekanan permintaan terhadap gas bersubsidi.