Reporter: Siswandi | Editor: Bambang Irawan
SANGATTA – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga Kutim, dr Muhammad Yusuf mengaku telah menyiapkan ruangan untuk isolasi dan menyiagakan tenaga medis spesialis dalam menangani pasien Covid-19. Meski Covid-19 saat ini berstatus endemi, namun tetap harus diwaspadai.
"Kami sudah memetakan ruang isolasi jika ada pasien. Kami juga sudah siapkan dokter spesialis untuk menangani pasien Covid-19 jika sewaktu-waktu dibutuhkan," katanya saat dikonfirmasi.
Langkah itu dilakukan, kata dia, sebagai bentuk kesiapsiagaan RSUD Kudungga meskipun status Covid-19 saat ini telah berubah menjadi endemi.
Kewaspadaan tetap dijaga menyusul adanya dua pasien positif Covid-19 yang tengah dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, salah satunya merupakan warga ber-KTP Kutim.
Namun begitu, RSUD Kudungga masih menghadapi kendala serius terkait ketersediaan alat pemeriksaan. Yusuf mengungkapkan bahwa stok alat tes antigen dan reagen PCR yang dimiliki rumah sakit telah kedaluwarsa sejak akhir 2022.
“Stok antigen kami kosong. Semuanya sudah kedaluwarsa. PCR juga tidak bisa digunakan lagi. Kami sudah berupaya melakukan pengadaan alat baru, tapi hingga kini belum tersedia di pasaran,” jelasnya.
Dengan kondisi itu, hingga kini belum ada prosedur khusus yang diberlakukan untuk penanganan pasien bergejala. Meski demikian, pihaknya telah mengimbau para dokter untuk tetap mempertimbangkan kemungkinan gejala Covid-19 saat menerima pasien, sembari menunggu alat tes yang baru tersedia.
“Kami minta dokter tetap waspada. Kalau ada gejala yang mengarah ke Covid-19, harus dipertimbangkan meski alat tes belum tersedia,” katanya.
Yusuf juga mengimbau masyarakat agar tidak panik menghadapi kabar adanya dua pasien positif di RSUD AWS Samarinda.
Menurutnya, kedua pasien tersebut memiliki penyakit bawaan, dan infeksi Covid-19 hanya menjadi faktor penyerta.
“Pasien itu sebenarnya punya sakit bawaan, lalu kebetulan juga terinfeksi Covid. Jadi, masyarakat cukup waspada, tapi tidak perlu panik,” tegasnya.
Sebagai langkah pencegahan, pihak rumah sakit memperkuat edukasi internal untuk tenaga kesehatan. Seluruh pegawai dan tenaga medis diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker, menjaga etika batuk dan bersin, serta tidak bekerja dalam keadaan sakit.
“Kalau ada gejala seperti demam atau batuk, sebaiknya tidak masuk kerja. Tapi kalau terpaksa masuk, wajib pakai masker,” ujarnya.
Terkait perkembangan varian baru Covid-19, Yusuf menyebut hingga kini belum ada informasi resmi dari Kementerian Kesehatan. Ia mengatakan pemeriksaan varian dilakukan di laboratorium di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.