Reporter: Muhammad Luthfi | Editor: Bambang Irawan
Reporter: Muhammad Luthfi | Editor: Bambang Irawan
TANA PASER - Dinas Perikanan Kabupaten Paser melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) Laminasi dan Perawatan Kapal Perikanan (Fiberglass). Berlangsung di Hotel Tiara, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser.
Bimtek yang dilakukan sejak 11 - 13 Juni 2025 itu dihadiri 25 nelayan dari wilayah pesisir Kabupaten Paser. Yakni, Desa Selengot, Labuangkalo, Lori, Perepat, Sungai Langir, Muara Pasir, Pasir Mayang, Samuntai, Pondong Baru, dan Maruat.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Paser, Rudiansyah menyebut dalam bimtek itu menghadirkan narasumber yang memiliki keahlian di bidang perawatan kapal perikanan dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang. Yakni Achmad Djunaidi dan Rakhman Setiawan,
“Para peserta diberikan keilmuan teknik laminasi, perbaikan mandiri kapal, serta pencampuran material fiberglass yang tepat dari narasumber asal BBPI Semarang,” kata Rudiansyah, Kamis (12/6/2025).
Pelatihan ini dilakukan sebagai implementasi program Paser Tuntas, Paser yang Tangguh, Unggul, Transformatif, Adil, dan Sejahtera, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, termasuk para nelayan di Bumi Daya Taka.
Untuk mencapai itu, adopsi teknologi perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sangat penting dilakukan. Mulai dari peralatan yang modern hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang pihaknya laksanakan tersebut.
“Untuk mengembangkan dan memajukan sektor perikanan, nelayan harus siap dari segi SDM maupun alat yang digunakan. Disertai dengan keterampilan untuk menghadapi tantangan alam dan perkembangan zaman,” imbuhnya.
Rudiansyah menambahkan, kapal berbahan fiber memiliki keunggulan lebih tahan lama dan efisien ketimbang kapal yang terbuat dari bahan kayu. Itu sebabnya saat ini, kapal fiber menjadi pilihan utama dalam program bantuan armada perikanan dari pemerintah.
Umumnya, kapal kayu hanya bertahan tiga tahun. Sedangkan kapal fiber bisa bertahan jauh lebih lama, asalkan kapal fiber dirawat dengan baik. Sehingga, aktivitas nelayan tidak terganggu dan dapat meningkatkan pendapatan dan berujung kesejahteraan para nelayan di Bumi Daya Taka.
“Melalui kegiatan ini, nelayan diharapkan dapat menjadi lebih mandiri, efisien, dan mampu meningkatkan taraf hidup mereka,” tuturnya. (Adv)
Dinas Kominfostaper Paser
Reporter: Muhammad Luthfi | Editor: Bambang Irawan
TANA PASER - Dinas Perikanan Kabupaten Paser melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) Laminasi dan Perawatan Kapal Perikanan (Fiberglass). Berlangsung di Hotel Tiara, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser.
Bimtek yang dilakukan sejak 11 - 13 Juni 2025 itu dihadiri 25 nelayan dari wilayah pesisir Kabupaten Paser. Yakni, Desa Selengot, Labuangkalo, Lori, Perepat, Sungai Langir, Muara Pasir, Pasir Mayang, Samuntai, Pondong Baru, dan Maruat.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Paser, Rudiansyah menyebut dalam bimtek itu menghadirkan narasumber yang memiliki keahlian di bidang perawatan kapal perikanan dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang. Yakni Achmad Djunaidi dan Rakhman Setiawan,
“Para peserta diberikan keilmuan teknik laminasi, perbaikan mandiri kapal, serta pencampuran material fiberglass yang tepat dari narasumber asal BBPI Semarang,” kata Rudiansyah, Kamis (12/6/2025).
Pelatihan ini dilakukan sebagai implementasi program Paser Tuntas, Paser yang Tangguh, Unggul, Transformatif, Adil, dan Sejahtera, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, termasuk para nelayan di Bumi Daya Taka.
Untuk mencapai itu, adopsi teknologi perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sangat penting dilakukan. Mulai dari peralatan yang modern hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang pihaknya laksanakan tersebut.
“Untuk mengembangkan dan memajukan sektor perikanan, nelayan harus siap dari segi SDM maupun alat yang digunakan. Disertai dengan keterampilan untuk menghadapi tantangan alam dan perkembangan zaman,” imbuhnya.
Rudiansyah menambahkan, kapal berbahan fiber memiliki keunggulan lebih tahan lama dan efisien ketimbang kapal yang terbuat dari bahan kayu. Itu sebabnya saat ini, kapal fiber menjadi pilihan utama dalam program bantuan armada perikanan dari pemerintah.
Umumnya, kapal kayu hanya bertahan tiga tahun. Sedangkan kapal fiber bisa bertahan jauh lebih lama, asalkan kapal fiber dirawat dengan baik. Sehingga, aktivitas nelayan tidak terganggu dan dapat meningkatkan pendapatan dan berujung kesejahteraan para nelayan di Bumi Daya Taka.
“Melalui kegiatan ini, nelayan diharapkan dapat menjadi lebih mandiri, efisien, dan mampu meningkatkan taraf hidup mereka,” tuturnya. (Adv)
Reporter: Muhammad Luthfi | Editor: Bambang Irawan
TANA PASER - Dinas Perikanan Kabupaten Paser melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) Laminasi dan Perawatan Kapal Perikanan (Fiberglass). Berlangsung di Hotel Tiara, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser.
Bimtek yang dilakukan sejak 11 - 13 Juni 2025 itu dihadiri 25 nelayan dari wilayah pesisir Kabupaten Paser. Yakni, Desa Selengot, Labuangkalo, Lori, Perepat, Sungai Langir, Muara Pasir, Pasir Mayang, Samuntai, Pondong Baru, dan Maruat.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Paser, Rudiansyah menyebut dalam bimtek itu menghadirkan narasumber yang memiliki keahlian di bidang perawatan kapal perikanan dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang. Yakni Achmad Djunaidi dan Rakhman Setiawan,
“Para peserta diberikan keilmuan teknik laminasi, perbaikan mandiri kapal, serta pencampuran material fiberglass yang tepat dari narasumber asal BBPI Semarang,” kata Rudiansyah, Kamis (12/6/2025).
Pelatihan ini dilakukan sebagai implementasi program Paser Tuntas, Paser yang Tangguh, Unggul, Transformatif, Adil, dan Sejahtera, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, termasuk para nelayan di Bumi Daya Taka.
Untuk mencapai itu, adopsi teknologi perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sangat penting dilakukan. Mulai dari peralatan yang modern hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang pihaknya laksanakan tersebut.
“Untuk mengembangkan dan memajukan sektor perikanan, nelayan harus siap dari segi SDM maupun alat yang digunakan. Disertai dengan keterampilan untuk menghadapi tantangan alam dan perkembangan zaman,” imbuhnya.
Rudiansyah menambahkan, kapal berbahan fiber memiliki keunggulan lebih tahan lama dan efisien ketimbang kapal yang terbuat dari bahan kayu. Itu sebabnya saat ini, kapal fiber menjadi pilihan utama dalam program bantuan armada perikanan dari pemerintah.
Umumnya, kapal kayu hanya bertahan tiga tahun. Sedangkan kapal fiber bisa bertahan jauh lebih lama, asalkan kapal fiber dirawat dengan baik. Sehingga, aktivitas nelayan tidak terganggu dan dapat meningkatkan pendapatan dan berujung kesejahteraan para nelayan di Bumi Daya Taka.
“Melalui kegiatan ini, nelayan diharapkan dapat menjadi lebih mandiri, efisien, dan mampu meningkatkan taraf hidup mereka,” tuturnya. (Adv)