Reporter : Nur Hidayah | Editor : Buniyamin
TANJUNG REDEB – Program bantuan rombong dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di kawasan Tepian Segah kembali menuai sorotan.
Meski dimaksudkan untuk mendukung peningkatan usaha mikro, pemanfaatan fasilitas bantuan ini justru menimbulkan sejumlah keluhan dari para penerima.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas bahkan sempat menyoroti langsung kondisi rombong-rombong bantuan yang tampak tidak digunakan sebagaimana mestinya.
“Rombongnya sudah bagus, ada wastafelnya juga untuk cuci piring. Tapi saya lihat masih ada yang mencuci di lantai. Ini perlu pengawasan dari OPD terkait agar bantuan itu benar-benar dimanfaatkan dan tidak mubazir,” tegas Sri Juniarsih, Jumat (13/6/2025).
Beberapa PKL mengaku rombong yang diberikan tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan usaha mereka. Khususnya bagi pedagang makanan berat, keterbatasan ruang jadi kendala utama.
“Rombongnya terlalu sempit, apalagi wastafelnya kecil. Akhirnya wastafelnya kami lepas dan tempatnya kami pakai buat kompor penggorengan,” ujar salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Ia menambahkan bahwa wastafel yang sempit tidak mampu menampung cucian gelas dan piring dalam jumlah banyak. Sebagai solusi, para PKL berharap ke depannya bantuan yang diberikan bisa dalam bentuk mentahan, seperti uang tunai atau material yang bisa mereka desain sendiri sesuai kebutuhan.
“Biar kami yang sesuaikan sendiri bentuk rombongnya. Lapak tiap pedagang kan beda-beda. Kalau mentahan lebih fleksibel dan benar-benar terpakai,” keluh seorang pedagang lainnya.
Diskoperindag Berau diminta melakukan evaluasi atas skema bantuan UMKM agar ke depan bantuan yang diberikan tidak hanya bernilai simbolis, tapi benar-benar efektif dan tepat sasaran.