Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan
TANJUNG REDEB – Teror buaya kembali menghantui warga pesisir Berau. Seorang warga RT 01 Kampung Kasai, Kecamatan Pulau Derawan, dilaporkan hilang dan diduga kuat menjadi korban serangan buaya saat buang air besar di sungai, Sabtu (14/6/2025) malam sekitar pukul 22.15 WITA.
Kapolsek Pulau Derawan, Iptu Iwan Purwanto membenarkan insiden tersebut. Korban diketahui bernama Ayong (53), seorang nelayan setempat. Ia diduga diterkam buaya setelah turun ke jamban di atas sungai.
“Dari hasil pemeriksaan awal dan keterangan saksi, kuat dugaan korban diterkam buaya. Di lokasi kami temukan papan perahu patah, diduga itu tempat korban terakhir berpegangan, serta jejak kaki buaya di sekitar area,” ungkap Iwan, Minggu (15/6/2025).
Kronologi kejadian bermula saat korban meminta dibuatkan kopi oleh istrinya sekitar pukul 22.00 WITA. Setelah itu, ia pergi ke jamban untuk buang air besar. Tak lama berselang, tetangganya, Nardin (35), sempat melihat korban di atas perahu dan sempat menegur. Namun beberapa menit kemudian terdengar suara benda jatuh ke air. Saat diperiksa, korban sudah tidak terlihat.
Pencarian langsung dilakukan oleh warga, namun hingga kini hasilnya masih nihil. Yang mengkhawatirkan, warga sempat melihat lebih dari satu buaya berenang di sekitar sungai pada malam kejadian, yang memperkuat dugaan adanya serangan predator air tersebut.
Pihak kepolisian pun telah berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk tim SAR, untuk melakukan pencarian lanjutan.
“Kami imbau warga untuk lebih waspada, terutama di malam hari. Sungai-sungai di wilayah ini memang habitat alami buaya,” tambah Iwan.
Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) GALAK Kasai, Ardiansyah, menyayangkan lambannya penanganan terhadap konflik manusia dan buaya yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
“Kami sudah sering mengingatkan! Ini bukan kejadian pertama. Harus ada langkah konkret dari pihak berwenang. Jangan hanya ada tanggapan ketika sudah ada korban,” tegas Ardiansyah.
Menurutnya, mitigasi harus dilakukan segera, termasuk pemasangan papan peringatan dan patroli rutin di titik-titik rawan.
“Nyawa warga tidak bisa ditukar. Ini sudah darurat. Harus ada respons serius, jangan tunggu korban berikutnya,” pungkasnya.
Proses pencarian terhadap Ayong masih terus berlangsung dengan melibatkan unsur masyarakat, aparat kepolisian, dan relawan. Warga berharap kejadian ini menjadi perhatian serius dan tidak terulang kembali.