Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Petugas Kebersihan di Sangatta Utara Gunakan Safety Cone, UPT Fokus Tambah Shift di TPST

Kantor UPT kebersihan Sangatta Utara, Kabupaten Kutim. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Petugas Kebersihan di Sangatta Utara Gunakan Safety Cone, UPT Fokus Tambah Shift di TPST

    PusaranMedia.com

    Kantor UPT kebersihan Sangatta Utara, Kabupaten Kutim. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

    Petugas Kebersihan di Sangatta Utara Gunakan Safety Cone, UPT Fokus Tambah Shift di TPST

    Kantor UPT kebersihan Sangatta Utara, Kabupaten Kutim. (Foto: Siswandi/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Siswandi | Editor: Buniyamin 

    SANGATTA – Kepala UPT Kebersihan Sangatta Utara DLH Kutim, Anto mengaku seluruh petugas kebersihan di wilayahnya telah dibekali safety cone atau kerucut lalu lintas sebagai perlengkapan keselamatan saat bertugas di badan jalan.

    Ini sebagai bentuk peningkatan keamanan kerja bagi 63 petugas penyapu jalan, menyusul insiden kecelakaan yang menimpa anak dari salah satu petugas kebersihan pada Maret 2025 lalu, saat membantu orang tuanya membersihkan jalan.

    “Kadang-kadang petugas sudah meletakkan safety cone dengan baik, tapi posisi mereka justru jauh dari safety itu. Seharusnya petugas berada dalam area perlindungan cone agar aman,” jelas Anto.

    Anto menegaskan, UPT rutin mengingatkan para petugas agar selalu mematuhi prosedur keselamatan di lapangan. 
    Apalagi ada rencana pengadaan perlengkapan tambahan, seperti rompi dan sepatu kerja untuk mendukung kenyamanan dan keamanan petugas.

    UPT Kebersihan Sangatta Utara juga tengah mengusulkan penambahan petugas pemilah sampah di TPST Prima Sangatta Eco Waste. 

    Menurut Anto, kini proses pemilahan hanya berlangsung pada shift pagi dan siang, sementara kebutuhan operasional semakin meningkat.

    “Rencana saya, ke depan akan ada shift malam. Jadi truk-truk sampah yang beroperasi malam hari bisa langsung masuk ke TPST dan tidak menumpuk,” terangnya.

    Kini, kata Anto, jumlah petugas pemilah sampah hanya 10 orang, dan masih dibantu oleh karyawan dari tim pengeruk sampah. 

    Untuk menutup kekurangan tenaga, tim pengeruk yang awalnya berjumlah 10 orang per regu, dikurangi menjadi lima, dan sisanya dialihkan untuk membantu proses pemilahan.

    "Belum ada penambahan personel, jadi tiap shift kami upayakan ada tujuh orang pemilah dan tujuh lainnya bantu pengelolaan sampah organik," pungkas Anto.