Reporter: Tri Agustini | Editor: Buniyamin
SAMARINDA – Rencana pembangunan transportasi publik dengan konsep modern seperti Light Rail Transit (LRT) kembali menuai perhatian.
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Andriansyah meminta agar pemerintah lebih fokus mengoptimalkan moda transportasi publik yang sudah ada, daripada terburu-buru membangun LRT.
Menurutnya, pembangunan LRT belum menjadi kebutuhan mendesak dan justru berpotensi membebani anggaran daerah. Sebab, masih banyak cara yang lebih efisien untuk mengurai kemacetan di kota.
“Pemerintah sebaiknya lebih dulu meningkatkan kapasitas angkutan umum yang sudah ada, seperti BRT, angkot, dan bus sekolah. Armada ini masih bisa dikembangkan dan lebih cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Andriansyah.
Politikus Partai Demokrat ini juga menyoroti potensi masalah sosial yang mungkin timbul jika LRT dibangun, khususnya terkait pembebasan lahan di kawasan padat penduduk.
Ia khawatir proyek tersebut bisa menimbulkan konflik dengan warga. “Selain memakan biaya besar, pembangunan LRT bisa menimbulkan masalah baru karena harus membebaskan lahan di tengah kota,” tegasnya.
Sebagai solusi jangka pendek, ia mengusulkan agar pemerintah mengembangkan mini LRT atau Downtown MRT yang hanya melayani kawasan bisnis dan perkantoran, seperti jalur antara Lembuswana dan kompleks Pemkot. Setelah itu, barulah bisa dipertimbangkan pembangunan jalur LRT dari bandara ke pusat kota.
Tak hanya soal LRT, Andriansyah juga mendorong percepatan pembangunan Jalan Lingkar Luar Samarinda. Menurutnya, jalan ini penting untuk mengalihkan kendaraan berat dan bus antarkota agar tidak menambah beban lalu lintas di dalam kota.
“Kalau untuk jalur kereta dari bandara ke kota, itu masih masuk akal. Karena setiap hari ada kendaraan menuju bandara yang menambah kemacetan. Apalagi kalau sedang banjir, banyak penumpang yang kesulitan sampai ke sana,” pungkasnya. (Adv)