Reporter: Aswin | Editor: Bambang Irawan
TENGGARONG – Di tengah permasalahan klasik pengelolaan sampah rumah tangga yang terus menghantui sejumlah desa di Kutai Kartanegara (Kukar), secercah harapan muncul di Desa Lebak Cilong, Kecamatan Muara Wis.
Dengan volume sampah yang terus meningkat setiap harinya, sarana yang tersedia kerap kali tidak mampu mengimbanginya. Kondisi ini tentu berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dalam jangka panjang jika tidak ditangani dengan serius.
Menjawab tantangan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar memberikan dukungan nyata berupa pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di Desa Lebak Cilong. Kehadiran fasilitas ini membawa angin segar bagi warga bukan hanya sebagai solusi pengelolaan sampah, tapi juga peluang ekonomi baru berbasis daur ulang.
“Pengelolaan TPS 3R ini akan dilakukan langsung oleh masyarakat dengan dukungan pemerintah desa, agar pelaksanaannya optimal,” ujar Camat Muara Wis, Fadhli Annur, Selasa (17/6/2025).
Bagi Fadhli, TPS 3R adalah simbol dari kolaborasi kuat antara pemerintah kabupaten, desa, dan masyarakat dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan. Tak hanya untuk warga Lebak Cilong, fasilitas ini juga terbuka untuk desa-desa tetangga seperti Desa Lebak Mantan.
Lebih dari sekadar tempat penampungan, TPS 3R ini berfungsi sebagai pusat pemilahan dan pengolahan sampah. Sampah yang masih memiliki nilai jual akan disalurkan untuk kegiatan ekonomi kreatif yang dikelola langsung oleh masyarakat. Konsep ini juga sejalan dengan pendekatan ekonomi sirkular yang mulai diterapkan di Kukar.
Tak berhenti di situ, bantuan lain terus mengalir. Fadhli menyebut pada tahun 2023, Desa Lebak Cilong memperoleh dua unit dump truck, dan pada tahun 2024 satu unit tambahan ditempatkan di Desa Lebak Mantan. Bahkan, dua mobil pengangkut sampah juga telah disalurkan dalam dua tahun terakhir.
Kini, aktivitas di TPS 3R Lebak Cilong telah berjalan. Petugas menggunakan kendaraan L300 untuk menjemput sampah langsung dari rumah-rumah warga. Pemerintah desa pun telah menyiapkan tempat pembuangan sementara di setiap RT guna mempermudah pengumpulan.
Fadhli berharap, langkah ini dapat menumbuhkan kesadaran warga untuk mulai memilah sampah dari rumah. “Kami mengimbau agar warga dapat memisahkan sampah organik dan anorganik sebelum membuang ke TPS sementara. Hal ini akan sangat membantu proses kerja di TPS 3R,” pungkasnya. (Adv)