Reporter: Lutfi Aziz | Editor: Bambang Irawan
BONTANG – Pengawasan peredaran kosmetik ilegal di Kota Bontang memasuki babak baru. Tak sekadar kampanye biasa, Pemerintah Kota Bontang bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kalimantan Timur melibatkan suara paling otentik dalam edukasi yakni para penyintas.
Nur Lenny Astia adalah penyintas sekaligus pejuang kulit sehat, yang menjadi sorotan dalam acara edukasi bertema "AWASI (Aman, Waspada, Stop Ilegal)" yang digelar di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota, Kamis (19/6/2025).
Di hadapan para pemilik toko kosmetik dan obat, Lenny berbagi pengalaman pahitnya sebagai korban produk ilegal. Testimoni inilah yang menjadi titik balik pendekatan baru Pemkot Bontang dalam mengedukasi masyarakat.
“Kehadiran Mbak Lenny adalah bentuk edukasi paling jujur. Dari kisah nyata inilah masyarakat bisa lebih tersentuh dan sadar akan bahaya kosmetik ilegal,” kata Sekretaris Daerah Bontang Aji Erlinawati.
Lenny tidak hanya menjadi simbol perlawanan, tetapi juga penggerak semangat kolektif. Ia mengajak peserta untuk tidak diam terhadap produk tanpa izin edar yang kian marak di pasaran, terutama melalui platform online. Pesannya sederhana tapi kuat: “Cantik tak harus berisiko.”
Dalam acara yang merupakan bagian dari program “BPOM Kaltim Goes to Kabupaten/Kota” ini, menghadirkan narasumber dari kepolisian, akademisi, hingga ahli farmasi turut hadir, membahas aspek hukum, risiko kesehatan, hingga tantangan pengawasan di era digital.