Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan
TANJUNG REDEB – Kabar beroperasinya kembali PT Kertas Nusantara (KN) disambut antusias anggota Komisi II DPRD Berau, Gideon Andris.
Ia menekankan momentum ini harus menjadi peluang besar bagi masyarakat lokal, terutama eks karyawan perusahaan, untuk kembali bekerja dan mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
“Harus tetap memprioritaskan eks karyawan, baik yang berada di dalam maupun luar daerah. Mereka yang pernah mengabdi harus diberikan kesempatan pertama,” tegas Gideon, Senin (23/6/2025).
Meski saat ini aktivitas PT KN masih pada tahap perbaikan dan pembenahan, Gideon menyampaikan pihak perusahaan menargetkan dapat beroperasi penuh pada tahun depan.
Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kondusivitas dan tidak melakukan aksi yang bisa menghambat proses persiapan.
“Proses ini masih panjang dan membutuhkan dukungan semua pihak. Jangan sampai ada aksi unjuk rasa atau masyarakat merasa tidak dilibatkan. Kita semua punya tanggung jawab menjaga iklim investasi tetap sehat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia menaruh perhatian khusus pada komposisi tenaga kerja yang akan direkrut. Ia berharap 90 persen di antaranya berasal dari Kabupaten Berau.
“Kalau bisa 90 persen itu tenaga kerja lokal. Tapi tentu harus disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki. Untuk pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, wajar jika melibatkan tenaga dari luar,” jelasnya.
Menurut Gideon, kembalinya PT KN akan memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi Bumi Batiwakkal. Ia mendorong agar manajemen perusahaan kali ini lebih profesional, efisien, dan berorientasi jangka panjang.
“Nilai positifnya sangat banyak. Serapan tenaga kerja, geliat ekonomi sekitar, hingga kontribusi terhadap pendapatan daerah. Tapi ini harus ditata manajemennya supaya lebih baik dari sebelumnya,” ucapnya.
Terkait bahan baku produksi, Gideon menjelaskan bahwa PT KN akan berkolaborasi dengan anak perusahaannya, PT Tanjung Redeb Hutani (TRH), untuk memasok bahan baku kayu. Pemerintah daerah pun, kata dia, sudah mulai melakukan pembenahan agar pasokan tetap terjaga.
“TRH yang menyiapkan bahan bakunya, dan KN yang mengolah. Kolaborasi ini harus dikelola dengan baik agar tidak ada kendala saat perusahaan kembali aktif,” ungkapnya.
Menanggapi isu yang berkembang di masyarakat mengenai status lahan PT TRH yang disebut-sebut berada di kawasan hutan lindung, Gideon membantah keras.
“Justru banyak lahan milik TRH saat ini yang dipakai masyarakat. Surat dan dokumen resminya ada. Ini yang sering jadi polemik karena dilihat sebagai lahan tidur, padahal itu milik perusahaan,” pungkasnya. (Adv)