Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan
TANJUNG REDEB – Wakil Ketua II DPRD Berau, Sumadi menyoroti serius wacana peniadaan pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam di sejumlah Puskesmas di tempat terpencil, yang kabarnya hanya akan dibuka sesuai jam kerja biasa yakni delapan jam.
Ia menegaskan bahwa pelayanan kesehatan, terutama di daerah terpencil seperti kampung-kampung yang jauh dari rumah sakit, justru harus diperkuat, bukan dipangkas.
“Informasi ini baru kami terima dari masyarakat. Kami akan segera menindaklanjutinya dengan bertanya langsung ke Dinas Kesehatan. Apakah memang ada aturan baru, atau hanya rencana kebijakan? Kalau bisa, IGD tetap harus beroperasi 24 jam,” tegas Sumadi, Selasa (24/6/2025).
Ia menyampaikan kekhawatiran bahwa pengurangan jam operasional IGD dapat berdampak langsung pada keselamatan warga, khususnya yang tinggal jauh dari akses rumah sakit. Sumadi menekankan bahwa aspek kesehatan adalah hal paling pentinh yang tak bisa ditawar-tawar.
“Ini menyangkut nyawa. Kalau alasannya kekurangan tenaga medis, mari kita cari solusi bersama. Tapi jangan sampai pelayanan justru dikurangi. Harusnya ditingkatkan,” tegasnya lagi.
Sumadi juga menyinggung kondisi di Pulau Derawan, yang menurutnya sempat muncul wacana pembatasan operasional IGD hanya delapan jam. Namun, penolakan keras datang dari masyarakat setempat dan Kepala kampung, yang menginginkan layanan tetap berlangsung selama 24 jam.
“Mereka justru minta tetap 24 jam. Apalagi Derawan dan Maratua itu daerah wisata. Harusnya pelayanannya lebih siaga dan lengkap,” tambahnya.
Ia berharap Dinas Kesehatan tidak hanya mempertimbangkan efisiensi anggaran atau jumlah tenaga kerja, tetapi juga memperhatikan kebutuhan nyata di lapangan.
“Kalau semua orang sehat mungkin tak masalah. Tapi ini masih banyak masyarakat yang butuh layanan cepat dan tanggap,” pungkasnya. (Adv)