Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan

Tradisi Sakral Malam 1 Suro, Warga Balikpapan Ritual Cuci Keris di Pantai Mulawarman

Kepala Pengelola Pantai Mulawarman Balikpapan, Rusli. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Kalimantan Timur

    Tradisi Sakral Malam 1 Suro, Warga Balikpapan Ritual Cuci Keris di Pantai Mulawarman

    PusaranMedia.com

    Kepala Pengelola Pantai Mulawarman Balikpapan, Rusli. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Tradisi Sakral Malam 1 Suro, Warga Balikpapan Ritual Cuci Keris di Pantai Mulawarman

    Kepala Pengelola Pantai Mulawarman Balikpapan, Rusli. (Foto: Achmad Fadillah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Achmad Fadillah | Editor: Bambang Irawan

    BALIKPAPAN - Tradisi cuci keris yang menjadi bagian dari budaya leluhur nusantara masih lestari hingga kini. 

    Di Kota Balikpapan, ritual ini dilakukan oleh sejumlah warga setiap malam 1 Suro atau 1 Muharram yang tahun ini jatuh pada Kamis (27/6/2025).

    Pantai Mulawarman di Jalan Penta, Kelurahan Sepinggan Raya, menjadi salah satu lokasi berlangsungnya tradisi sakral tersebut. 

    Ritual ini umumnya dilakukan oleh para praktisi supranatural atau pemilik benda pusaka seperti keris, semar, trisula, cemeti, dan berbagai benda beraroma mistis lainnya.

    Kepala Pengelola Pantai Mulawarman, Rusli membenarkan adanya kegiatan tersebut.

    Kejadian ini diungkapkannya saat pembukaan kegiatan bersih-bersih pantai yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Balikpapan.

    Saat memberikan sambutan, ia menyampaikan permohonan maaf karena datang terlambat dalam acara  dikarenakan ada ritual cuci keris di pantai.
    "Saya lihat sendiri tadi malam, cukup banyak warga yang datang bersama keluarga untuk mencuci pusaka. Mereka membawa keris dan benda-benda lain yang dianggap sakral," ungkap Rusli saat dikonfirmasi, Jumat (28/6/2025).

    Ia mengatakan, ritual berlangsung secara bergantian mulai pukul 00.00 WITA hingga sekitar pukul 03.00 WITA dini hari.

    "Mereka mencuci di pinggir pantai, kedalaman sekitar setengah meter. Aktivitas ini sudah jadi tradisi tahunan di sini," ujar Rusli yang juga Ketua LPM Sepinggan Raya ini.

    Meski tidak sempat berdialog lebih dalam dengan para peserta ritual, Rusli menyebut sebagian besar warga melakukannya sebagai bentuk penghormatan terhadap malam 1 Suro yang dianggap sebagai waktu sakral untuk menyucikan pusaka.

    Saat ditanyakan soal cuaca cerah berkaitan dengan ritual cuci keris ini, Rusli hanya tersenyum.

    "Selama tidak mengganggu lingkungan pantai, saya rasa sah-sah saja. Ini bagian dari adat istiadat yang masih dijaga," pungkasnya.