Logo
Pusaran Dewan Pers
Iklan
Banner ADV

Rudi Soroti Mahalnya Harga Barang di Berau akibat Sistem Distribusi Logistik yang tidak Efisien 

Ketua Komisi ll DPRD Berau, Rudi P Mangunsong. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

BERITA TERKAIT

    Banner ADV

    DPRD Kabupaten Berau

    Rudi Soroti Mahalnya Harga Barang di Berau akibat Sistem Distribusi Logistik yang tidak Efisien 

    PusaranMedia.com

    Ketua Komisi ll DPRD Berau, Rudi P Mangunsong. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Banner ADV

    Rudi Soroti Mahalnya Harga Barang di Berau akibat Sistem Distribusi Logistik yang tidak Efisien 

    Ketua Komisi ll DPRD Berau, Rudi P Mangunsong. (Foto: Nur Hidayah/Pusaranmedia.com)

    Reporter: Nur Hidayah | Editor: Bambang Irawan

    TANJUNG REDEB – Ketua Komisi II DPRD Berau, Rudi P. Mangunsong Soroti mahalnya harga barang di wilayah Berau yang dinilai masih tinggi akibat sistem distribusi logistik yang tidak efisien. 

    Salah satu penyebab utamanya adalah kondisi peti kemas yang kembali ke pelabuhan besar dalam keadaan kosong setelah mengirim barang ke Berau.

    Menurut Rudi, kondisi ini menyebabkan biaya logistik sepenuhnya dibebankan pada barang masuk. 

    “Begitu barang sampai Berau, peti kemas pulang kosong. Artinya, ongkos baliknya ikut dihitung ke dalam harga barang yang masuk. Rakyat yang menanggung beban itu,” ujarnya, Minggu (29/6/2025).

    Ia menegaskan pentingnya pemerintah daerah untuk tidak hanya fokus pada penghargaan administratif, tetapi benar-benar mendorong terciptanya produk unggulan lokal yang bisa diekspor keluar daerah. 

    “Kita butuh produk unggulan yang bukan sekadar unggul di atas kertas. Produk itu harus nyata, bisa dijual ke luar, dan berdampak pada turunnya harga di dalam daerah,” katanya.

    Rudi menyebut sektor perikanan, kerajinan tangan, serta hasil hutan non kayu sebagai potensi besar yang belum tergarap maksimal. Jika produk-produk lokal ini bisa diangkut kembali oleh peti kemas yang sebelumnya membawa barang masuk, maka biaya logistik akan jauh lebih efisien. Dampaknya, harga barang kebutuhan masyarakat pun bisa ditekan.

    Selain itu, ia menekankan peran penting UMKM dalam membangun sektor-sektor produktif. 

    “UMKM adalah ujung tombak ekonomi kita. Harus ada keberpihakan nyata agar mereka bisa berkembang dan menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” tegasnya.

    Rudi juga mendorong Pemkab Berau untuk segera menyesuaikan arah kebijakan ekonomi dengan visi-misi pembangunan daerah. Menurutnya, sudah saatnya pembangunan ekonomi difokuskan pada sektor riil yang langsung menyentuh kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat.

    “Kalau visi-misi hanya jadi dokumen tanpa implementasi, maka masyarakat tidak akan merasakan manfaatnya. Kita butuh langkah nyata, bukan sekadar wacana,” pungkasnya. (Adv)